Bisnis.com, JAKARTA—Parlemen Uni Eropa secara resmi memberikan pengakuan kepada tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden negara itu hingga digelar pemilu.
Dalam satu upaya untuk menekan Presiden Nicolas Maduro, para anggota parlemen tersebut melakukan pemungutan suara dan hasilnya mengakui Guaido sebagai pemimpin defacto negara Amerika Latin itu.
“Dari Eropa kami bisa membantu perubahan rezim Venezuela dan menegaskan bahwa sebuah tirani tidak akan mencerahkan demokrasi,” ujar anggota parlemen Spanyol Esteban Gonzalez Pons dalam sebuah pernyataannya sebagaimana dikutip independent.co.uk, Jumat (1/2/2019).
Pemerintah Uni Eropa sempat terbelah dalam memutuskan pengakuan atas Guaido. Namun Eropa juga setuju untuk memimpin kelompok negara-negara Amerika Selatan untuk mengupayakan pemilihan baru. Setelah menetapkan batas waktu 90 hari, Eropa juga mengancam sanksi ekonomi lebih lanjut.
Anggota parlemen Uni Eropa memberikan suara 439 mendukung melawan 104 suara, dengan 88 abstain dalam satu sesi khusus di Brussels untuk voting mengakui kepala kongres Venezuela Guaido sebagai pemimpin sementara.
Dalam pemungutan suara yang tidak mengikat, parlemen mendesak 28 pemerintah blok untuk mengikuti dan mempertimbangkan Guaido "satu-satunya presiden sementara yang sah" sampai ada "pemilihan presiden baru yang bebas, transparan dan kredibel".
Pada Rabu (29/1/2019), Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, yang berbicara dengan Guaido, menginginkan sanksi UE lebih lanjut pada pejabat Venezuela. Hunt mendesak rekan-rekan Eropa untuk merangkul ketua Majelis Nasional Venezuela yang berusia 35 tahun itu.