Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuturkan klarifikasi atas video di OSO TV yang menampilkan dirinya dan teman dekatnya saat ini, mantan polwan Puput Nastiti Devi, saat bertemu dengan politisi Partai Hanura sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Daerah Oesman Sapta Odang alias Oso pada 24 Januari 2019.
Video tersebut berisi Ahok mengembalikan cincin batu berwarna merah kepada Oso sekaligus mengatakan alasan dirinya yang terpikat dengan Puput Nastiti karena garis tangan yang sama.
"[Saya ngomong panjang] eh videonya dipotong-potong. Sekarang saya dimarahi banyak orang. Dibilang saya percaya mistik, percaya cincin. Yaudahlah, emang nasib saya begitu. Bapak ibu jangan salah paham dengan saya," katanya ketika bertemu dengan kader PDIP di kawasan Meruya, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2019).
Pria yang kini dipanggil BTP tersebut menegaskan dia tak percaya mistis. Bukan itu saja, dia juga mengatakan bukan penggemar cincin batu. Cincin berwarna merah yang bisa menyala itu awalnya dipinjamkan Oso saat menjenguknya di Mako Brimob, Jawa Barat. Seusai keluar dari tahanan, Ahok sudah berjanji untuk mengembalikan cincin tersebut.
Namun, Oso justru memberikan benda unik itu kepada Ahok. Pengusaha asal Kalimantan Barat tersebut, kata Ahok, mengatakan bahwa cincin itu dipinjamkan selama-lamanya untuk dirinya.
"Saya bilang, jangan saya bang. Tapi ya, tidak boleh menolak rejeki," imbuhnya.
Baca Juga
Bukan itu saja, dia juga mengaku tak percaya garis tangan manusia. Padahal, di video OSO TV Ahok menyebut garis tangan dia dan Puput sama persis. Sebagai WNI keturunan Tionghoa, Ahok percaya hal itu akan membawa keberuntungan dan membuatnya menjadi orang hebat.
"Persis sama," katanya sambil menunjukkan telapak tangan dia dan Puput kepada Oso.
Apa yang ditampilkan Oso TV berbeda dengan ucapannya saat blusukan ke markas PDIP di Jakarta Barat. Menurutnya, dia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ajaran agama yang diyakininya.
"Saya cuma percaya Tuhan sudah mentakdirkan yang terbaik buat saya," ucap Ahok.