Kabar24.com, JAKARTA – Kinerja nilai tukar pound sterling tetap kokoh setelah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May berhasil lolos dari mosi tidak percaya di parlemen pada Rabu (16/1/2019) waktu setempat.
Berdasarkan data Reuters, nilai tukar pound sterling terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di level US$1,2881, naik kembali ke kisaran level tertingginya dalam dua bulan di level US$1,2930 yang disentuh awal pekan ini.
Pound sterling stabil setelah May selamat dari mosi tidak percaya dan mengundang para pemimpin partai lain untuk berdiskusi demi mencoba memecahkan kebuntuan terkait kesepakatan Brexit.
Sehari sebelumnya, Selasa (15/1), kesepakatan Brexit yang telah dirundingkan oleh May dengan Uni Eropa selama sekitar 2 tahun terakhir kalah telak dalam voting di parlemen.
Inggris sedianya dijadwalkan meninggalkan UE pada 29 Maret, namun hasil pemungutan suara pada Selasa justru semakin membuat pengunduran diri Inggris beserta waktu pemberlakuannya menjadi tidak pasti.
Ada pula kekhawatiran bahwa hasil tersebut mungkin akan memicu pergolakan politik yang dapat menyebabkan proses perpisahan dari Uni Eropa secara semrawut.
Skema rencana cadangan May terkait kesepakatan Brexit akan dinantikan pekan depan. Pasar mengasumsikan akan ada perpanjangan tanggal keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tercantum pada Pasal 50 menjadi melampaui 29 Maret.
“Sangat kecil kemungkinan akan ada perubahan besar terhadap rencana-rencana May, jadi parlemen kemungkinan akan menentangnya juga,” kata Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
“Pound telah oversold sehingga secara alami kembali melonjak, tetapi karena situasi Brexit masih belum jelas ke depannya, terlalu dini untuk mengatakan pelemahan pound sterling telah berakhir,” tambah Ishizuki.
Pada Rabu malam, May mengatakan bahwa Partai Buruh yang menjadi oposisi belum membahas pendekatan baru untuk Brexit dengannya. Ia mendesak para politisi untuk mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan bekerja sama memecahkan kebuntuan ini.