Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: SBY Diamkan Andi Arief, Elektabilitas Demokrat Terancam

Elektabilitas Partai Demokrat diperkirakan akan terus merosot jika SBY tidak mengambil sikap tegas atas dikap Wasekjen Andi Arief yang dinilai kontraproduktif.
Andi Arief/Antara
Andi Arief/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Elektabilitas Partai Demokrat diperkirakan akan terus merosot jika Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mengambil sikap tegas atas dikap Wasekjen Andi Arief yang dinilai kontraproduktif karena membuat kegaduhan publik dengan sejumlah isu kontroversial.

Demikian dikemukakan oleh pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus kepada wartawan pada Rabu (9/1/2019).

Dia mengatakan baik terkait hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos yang dia tanggapi di akun Twitter ataupun pernyataannya yang pernah mengancam akan memboikot Pilpres 2019, Partai Demokrat jelas telah dirugikan.

“Seharusnya sebagai pimpinan tertinggi partai, Pak SBY bisa mengklarifikasi cuitan tersebut karena ada upaya untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu, yaitu KPU [Komisi Pemilihan Umum]. Apalagi cuitan itu dilakukan berkali-kali,” ujar Lucius. 

Dia menambahkan bahwa Andi Arief pernah akan memboikot pilpres 2019 meski belum jelas alasannya. Jika memboikot, berarti Partai Demokrat akan menggagalkan ribuan calegnya di seluruh Indonesia yang sudah siap mengikuti kontestasi di pileg 2019 tersebut.

Kenapa? “Pilpres saat ini berbeda dengan pilpres sebelumnya. Apa yang dilakukan oleh Andi Arief kontraproduktif dengan Partai Demokrat sebagai peserta pemilu, juga dengan SBY yang selalu mengedepankan etika dan kesantunan dalam politik,” ujarnya.

Untuk itulah, lanjut Lucius, SBY perlu menjelaskan kepada masyarakat. Jika tidak, elektabilitas Partai Demokrat bisa terancam. Apalagi di masa kampanye ini semua partai harus mencitrakan positif dan baik, agar mendapat simpati dan dipilih rakyat. “Jika SBY membiarkan itu, Demokrat yang dirugikan.”

Namun, Lucius mengaku belum mengerti jika ada strategi politik rahasia SBY dengan terus mendiamkan sikap Andi Arief yang kontraproduktif tersebut.

Apakah panik karena khawatir tak lolos masuk DPR? “Saya tidak tahu. Yang jelas, semua partai dan kedua capres masih sama-sama punya kesempatan untuk mendapat tempat di hati rakyat. Semua berpeluang untuk dipilih, terpilih, dan memenangi kontestasi pemilu itu,” kata Lucius.

Sementara itu, Antara melaporkan bahwa pengamat politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar pun mengemukakan hal senada dengan Lucius bahwa perilaku Andi Arief bisa menjadi bumerang bagi partainya.

Melalui keterangan tertulis, dia menilai sikap Andi Arief yang bermusuhan terbuka dengan sejumlah pihak termasuk KPU, kontraproduktif bagi Demokrat maupun SBY selaku ketua umum sekaligus ikon partai.

Seperti Lucius, Idil  juga mengemukakan bahwa sikap dan pernyataan Andi cenderung berpretensi mendelegitimasi KPU untuk dinilai sebagai lembaga partisan dan tidak independen.

Menurut dia, publik belum tentu sependapat dengan Andi Arief, bahkan bukan tidak mungkin malah hilang simpati. "Malah bisa jadi justru akan menjadi bumerang bagi masa depan politik Partai Demokrat. Tidak bijak bila SBY mendiamkan hal itu.”

Permusuhan Andi Arief dengan sejumlah pihak termasuk komisioner KPU berawal dari cuitannya di Twitter terkait dengan isu tujuh kontainer yang berisi surat suara yang sudah tercoblos yang kemudian dinyatakan sebagai hoaks oleh KPU.

Andi Arief menolak dituding turut menyebarkan hoaks itu karena dia merasa justru mengingatkan KPU untuk mengecek kabar itu agar tidak menjadi fitnah. Dia pun melaporkan sejumlah pihak ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Dalam cuitannya, Andi juga menyatakan telah melapor ke SBY dan siap diberi sanksi. Namun, menurut dia, SBY hanya menanggapi dengan senyum.

"Saya sudah melaporkan soal kriminalisasi pada diri saya ke Pak @SBYudhoyono. Saya bersedia disanksi jika dianggap tidak disiplin. Beliau tersenyum," tulis Andi dalam cuitannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper