Bisnis.com, JAKARTA – Sikap Komisi Pemilihan Umum yang tidak jadi memfasilitasi penyampaian visi misi pasangan calon presiden sangat disayangkan.
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan sikap penyelenggara pemilihan tersebut tidak tepat karena penyampaian visi misi capres yang seharusnya dikedepankan agar masyarakat mengetahui arah pembangunan yang akan dilaksanakan 5 tahun ke depan.
“Penyampaian visi misi justru sangat substansial dan penting dalam pertarungan politik modern. Oleh karena itu, penyampaian visi misi seharusnya mendapat porsi terbesar dalam tahapan pemilu. Setiap paslon perlu menyampaikan visi misi dan menjabarkannya dalam bentuk program dan proyeksinya yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun mendatang,” ujarnya pada Minggu (6/1/2019).
Dia mengemukakan sejak masa kampanye selama kurang lebih 3 bulan ini justru ruang publik disuguhkan caci maki antarpendukung. Masyarakat, lanjutnya, dijejali dengan informasi hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda yang berbau sarkastik dan membuat pemilu nyaris kehilangan substansi.
Karyono melanjutkan selain meniadakan penyampaian visi misi, KPU justru membuat peraturan debat dengan menyerahkan pertanyaan ke kandidat sepekan sebelum pelaksanaan. Hal ini tuturnya, membuat acara debat capres kehilangan daya tarik.
Ibarat ujian, ucapnya, KPU ibarat dosen lebih memilih ujian open book. Dia menilai hal ini bisa menurunkan animo masyarakat untuk menyaksikan acara debat yang dalam beberapa tahun ini dipandang penting oleh masyarakat.
“Setidaknya, ada tren kenaikan minat orang untuk menyaksikan acara debat. Ini indikator positif kemajuan politik modern di Indonesia. Oleh karena itu, yang harus dilakukan KPU adalah mengembangkan acara debat lebih kreatif dan bermutu, bukan membuat langkah mundur,” ujarnya.