Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Undang Trump ke Turki Tahun Depan

Presiden Turki mengundang Presiden AS untuk mengunjungi Ankara pada 2019
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjunjungi Turki pada 2019.

Undangan ini datang di tengah naik turunnya relasi dua negara anggota NATO tersebut dalam menyikapi kondisi internasional.

Dilansir Reuters, kabar undangan ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley pada Senin (24/12/2018). Namun, belum dapat dipastikan kapan Trump akan menunaikan undangan tersebut.

"Meski belum dapat dipastikan kapan, Presiden terbuka untuk pertemuan pada masa mendatang," kata Higley dalam sebuah pernyataan.

Hubungan kedua kepala negara memang tampak menghangat belakangan. Trump bahkan sempat berkicau melalui akun Twitter-nya bahwa ia dan Erdogan telah berkoordinasi perihal penarikan pasukan AS dari Suriah.

Trump mengungkapkan bahwa Turki bersedia melanjutkan tugas pasukan AS untuk membasmi sel-sel ISIS yang tersisa di Suriah.

Menyusul penandatanganan kebijakan penarikan pasukan AS pada Minggu (23/12/2018), Turki pun menambah pasukannya di perbatasan.

Kendati demikian, seorang pejabat senior AS mengungkapkan bahwa Trump belum mendiskusikan rencana koordinasi dengan Erdogan.

Sementara itu, Ankara jsutru menyatakan pejabat militer AS akan mengunjungi Turki untuk membahas detil masa transisi penarikan.

Meski tampak selaras terkait isu penarikan pasukan AS dari Suriah, Trump dan Erdogan kerap besebrangan dalam menyikapi isu lain.

Turki masih meminta AS untuk mengekstradisi ulama Fethullah Gulen yang dianggap sebagai dalang usaha kudeta militer pada 2016 lalu. Bulan lalu, Trump menyatakan ia tidak berniat mengekstradisi Gullen.

Turki dan AS juga berbeda sikap dalam menyikapi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.

Turki terus mendesak komunitas internasional menaruh perhatian pada kasus tersebut, termasuk pada kemungkinan turut andilnya keluarga kerajaan atas tewasnya jurnalis Washington Post itu.

Sementara itu, Trump menegaskan bahwa Washington akan mendukung pemerintahan Arab Saudi beserta keluarga kerajaan meskipun CIA telah mengeluarkan laporan kemungkinan Pangeran Mohammed bin Salman lah yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper