Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Pilih Mulvaney Sebagai Kepala Staf Gedung Putih

Mengakhiri spekulasi berkepanjangan Presiden Amerika Serikat Donald trump akhirnya memutuskan Mick Mulvaney, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, untuk menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih sementara.
 Mick Mulvaney/Istimewa
Mick Mulvaney/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Mengakhiri spekulasi berkepanjangan Presiden Amerika Serikat Donald trump akhirnya memutuskan Mick Mulvaney, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, untuk menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih sementara.

Mulvaney, yang merupakan mantan anggota kongres ini akan menjadi orang ketiga yang mencoba menjinakkan keadaan di Gedung Putih dalam dua tahun terakhir. Trump memilih Mulvaney lantaran dua kandidat lain mengundurkan diri dalam jangka waktu seminggu.

“Asal tahu saja, ada banyak sekali orang yang ingin menjadi Kepala Staf Gedung Putih. Mick akan bekerja dengan sangat baik,” kata Trump di akun Twitternya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (15/12/2018).

Posisi ini diketahui sebagai salah satu jabatan di Negeri Paman Sam tersebut. Sebagai Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) Mulvaney telah berpengalaman dalam bekerja sama dengan Trump dan orang-orang yang membantunya di Gedung Putih.

“Namun, kenyataan bahwa dia hanya seorang pejabat sementara kemungkinan akan berpengaruh pada otoritasnya dalam berbicara mewakili Presiden dan memberi batasan baginya dalam menjalankan tugas,” sebut Chris Whipple, pengarang buku The Gatekeepers yang menceritakan terkait para Kepala Staf Gedung Putih.

Menurutnya, Trump saat ini sangat membutuhkan Kepala Staf Gedung Putih yang bisa mengakomodasi tujuannya dan hal tersebbut tidak akan mungkin terjadi jika kepala staf yang dimaksud dibatasi dengan masa akhir tugas.

Pejabat sebelumnya, John Kelly, pensiunan Jenderal Korps Marinir, menorehkan sejumlah kesuksesan setelah dirinya ditunjuk pada Juli 2017.

Mulvaney akan mengisi jabatan tersebut pada saat posisi Trump yang berasal dari partai Republik, menjadi lemah setelah Demokrat meraih  kemenangan dalam pemilu legislatif pada bulan lalu.

Di samping itu, Penasihat Khusus Robert Mueller saat ini tengah menyelidiki kemungkinan terjadinya kolusi antara tim kampanye pemilu Trump 2016 dan pejabat Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper