Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan membiarkan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi membahayakan hubungan AS dengan Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan bertajuk “America First!” Trump menegaskan akan mendukung Arab Saudi terlepas dari apakah Putra Mahkota Mohammed bin Salman menjadi pelaku yang memerintahkan pembunuhan jurnalis kenamaan asal Saudi tersebut.
Hal ini dilakukan mengingat potensi dampaknya terhadap harga minyak dan pengaruh Iran di Timur Tengah.
Kepentingan strategis kerajaan, menurut Trump, lebih besar dibandingkan dengan “kejahatan mengerikan” yang dilakukan terhadap Khashoggi, juga dikenal sebagai kolumnis Washington Post dan kritikus pemerintahan Saudi.
"Jika kami memutuskan hubungan dengan mereka, saya pikir harga minyak Anda akan melesat,” kata Trump kepada awak media pada Selasa malam (20/11/2018) waktu setempat. “Mengingat kepentingan AS dipertaruhkan, jadi bagi saya ini gampang saja.”
Trump telah menghadapi reaksi keras dari sejumlah anggota parlemen Republik dan Demokrat, yang selama berpekan-pekan mengecam pembunuhan Khashoggi dan dugaan peran Sang Pangeran di dalamnya.
Pernyataan Trump tersebut serta merta memperpanjang perdebatan dengan pihak Kongres AS, yang dapat mengambil langkah sendiri, termasuk sanksi, untuk menindak Saudi.
Ketua Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Corker, dan anggota Partai Demokrat, Bob Menendez, menyerukan undang-undang yang terkait dengan hak asasi manusia demi medesak tekad AS untuk menangani apakah Putra Mahkota Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Penentuan seperti itu dapat memicu sanksi tambahan.
Sementara itu, meski mengakui Arab Saudi sebagai sekutu strategis AS, Senator dari Partai Republik Lindsey Graham mengatakan bahwa perilaku Putra Mahkota telah menunjukkan sikap yang tidak menghormati hubungan tersebut dan membuatnya sangat berbahaya.
Tak ketinggalan, calon presiden dari Partai Republik pada 2012 Mitt Romney mengatakan pernyataan Trump tidak konsisten dengan moto “American greatness”.
Akan tetapi Trump mengisyaratkan akan menentang upaya Kongres untuk menjatuhkan hukuman tambahan pada Kerajaan setelah pemerintahannya menyetujui sanksi terhadap 17 orang yang diduga telah ambil bagian dalam pembunuhan itu.
"Saya mengerti ada anggota Kongres yang, karena alasan politik atau lainnya, menginginkan arah berbeda - dan mereka bebas untuk melakukannya,” kata Trump dalam pernyataannya.
“Saya akan mempertimbangkan ide apa pun yang dikemukakan kepada saya, tetapi hanya jika itu konsisten dengan keamanan dan keselamatan mutlak Amerika."
Trump, yang melakukan lawatan asing pertamanya sebagai presiden ke Riyadh, diketahui telah menjalin hubungan dekat dengan Pangeran Mohammed, sebagian besar berkat peran menantu laki-laki sekaligus penasihat seniornya, Jared Kushner.
Trump mengatakan akan bertemu dengan Putra Mahkota jika menghadiri KTT G-20 di Argentina akhir bulan ini, meskipun dia sendiri tidak yakin apakah Pangeran Mohammed berencana untuk hadir.
“Dunia adalah tempat yang sangat berbahaya!” kata Trump dalam pernyataannya. “Putra Mahkota mungkin mengetahui soal peristiwa tragis ini, mungkin dia melakukannya dan mungkin dia tidak! Oleh karenanya, kita mungkin tidak pernah tahu semua fakta seputar pembunuhan Jamal Khashoggi.”
Pernyataan Trump tidak menyebutkan peran Khashoggi sebagai jurnalis untuk Washington Post, atau pentingnya melindungi kebebasan pers.
Trump juga menegaskan tekad untuk tetap menjadi mitra loyal Arab Saudi demi memastikan kepentingan AS, Israel dan mitra lainnya di kawasan itu. “Ini adalah tujuan terpenting kami untuk sepenuhnya menghilangkan ancaman terorisme di seluruh dunia!”