Bisnis.com, JAKARTA — Kebakaran lahan yang melanda negara bagian California Amerika Serikat setidaknya telah memakan korban jiwa sebanyak 31 orang dan memaksa seperempat juta penduduk dievakuasi.
Hingga Senin (12/11/2018), lebih dari 200 orang dinyatakan hilang dalam kebakaran paling destruktif yang pernah dicatat sejarah California. Kebakaran yang mendapat julukan Camp Fire ini telah menghancurkan lebih dari 6.700 rumah dan perkantoran di kota Paradise, 40 mil barat laut Sacramento.
Berdasarkan laporan Reuters, jilatan api telah membakar lahan seluas 45.000 hektare dan otoritas setempat berhasil menjinakkan 25% kawasan terdampak sampai Minggu (11/12/2018).
Sementara itu, amukan api juga terjadi di bagian selatan California. Kebakaran yang disebut Woolsey Fire itu telah membakar kawasan seluas 34.600 hektare dan menghancurkan 177 bangunan. Laporan badan penanggulangan kebakaran California menyebutkan dua orang tewas dalam peristiwa kebakaran ini.
Kekhawatiran akan api yang menyebar mendorong otoritas setempat memerintahkan evakuasi pada seperempat juta orang di daerah Ventura dan Los Angeles, termasuk penduduk di kawasan pesisir Malibu.
Hembusan angin yang panas dan kering diperkirakan akan memperluas sebaran api di bagian selatan dan utara California hingga Selasa, kata otoritas setempat.
"Angin sudah bertiup," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Los Angeles Daryl Osby dari pada Minggu (11/11/2018). "Mereka akan berembus hingga tiga hari ke depan. Rumah Anda dapat dibangun kembali, tetapi nyawa Anda tidak bisa dihidupkan kembali," katanya memberi peringatan untuk evakuasi.
Gubernur California Jerry Brown telah mendesak Presiden Donald Trump untuk mengumumkan bencana besar untuk meningkatkan upaya tangga darurat dan pemulihan warga yang terdampak.
Sementara itu, Trump mengkritis pemerintah California. Ia menyalahkan pengelolaan hutan yang buruk adalah penyebab kebakaran menyebar luas dan berdampak ke masyarakat.