Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Perdamaian Bagi Yaman Kembali Gagal

Upaya perundingan perdamaian bagi Yaman kembali gagal karena perutusan dari kelompok Houthi tidak menghadiri undangan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa pada Sabtu (8/9/2018).
Yaman-Ilustrasi-Reuters
Yaman-Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, JENEWA -  Upaya perundingan perdamaian bagi Yaman kembali gagal karena perutusan dari kelompok Houthi tidak menghadiri undangan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa pada Sabtu (8/9/2018).

Badan dunia itu berupaya mempertemukan dua kubu berseteru di Yaman; Houthi -yang mempunyai hubungan dekat dengan Iran- dan kubu pemerintah, yang mendapatkan dukungan militer dari Arab Saudi serta Uni Emirat Arab.

Meski Houthi tidak memenuhi undangan berunding, bahkan setelah ditunggu tiga hari, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Martin Griffiths mengatakan bahwa upaya perdamaian belum berakhir.

Griffiths mengaku akan menemui pemimpin Houthi di Sanaa dan Mucat dalam beberapa hari mendatang.

"Mereka sebenarnya ingin hadir di sini, tapi kami tidak mampu menciptakan keadaan tepat agar mereka bisa datang," kata Griffiths dalam jumpa pers, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menuding koalisi Saudi telah menghalangi delegasi mereka terbang ke Jenewa untuk menghadiri perundingan.

"Kita semua tahu bahwa perundingan ini gagal karena delegasi kami dihalangi oleh pasukan koalisi untuk terbang menuju Jenewa," kata dia dalam pidato disiarkan al-Masirah TV.

Koalisi militer pimpinan Saudi mengintervensi perang saudara di Yaman sejak tahun 2015 untuk membanti pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi kembali berkuasa sekaligus menghancurkan kelompok Houthi.

Akibat perang, situasi humanitarian di Yaman semakin memburuk dan membuat 8,4 juta orang terancam kelaparan.

Kelompok Houthi mengaku menutut jaminan dari PBB bahwa pesawat yang mereka gunakan --yang disediakan Oman-- tidak akan dihentikan di Djibouti oleh koalisi Saudi untuk keperluan pemeriksaan.

Pesawat serupa sempat ditahan di Djibouti selama beberapa bulan oleh koalisi Saudi.

Selain itu Houthi juga izin agar pesawat tersebut bisa digunakan untuk mengungsikan sejumlah korban luka ke Oman dan Eropa.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yaman Khaled al-Yamani, yang memimpin delegasi pemerintah ke Jenewa, menuding Houthi telah "tidak bertanggung jawab" dan "berupaya mensabotase negosiasi".

"Jika mereka memang berniat baik untuk berdamai, mereka seharusnya datang," kata dia dalam konferensi terpisah.

Sang menteri juga mengkritik Griffits karena dianggap kurang tegas.

"Kami ingin Perserikatan Bangsa-Bangsa lebih tegas dalam mendatangkan semua pihak ke meja perundingan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper