Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga mengangkat tubuh seorang anak laki-laki yang ditemukan dari reruntuhan rumah yang rusak akibat serangan udara pasukan gabungan di bawah komando Arab Saudi di barat laut kota Saada, Yaman (31/8/2016)./Reuters-Naif Rahma
Warga mengangkat tubuh seorang anak laki-laki yang ditemukan dari reruntuhan rumah yang rusak akibat serangan udara pasukan gabungan di bawah komando Arab Saudi di barat laut kota Saada, Yaman (31/8/2016)./Reuters-Naif Rahma

Bisnis.com, JENEWA - Arab Saudi mendapat "teguran keras" dari Perserikatan Bangsa-Bangsa karena kasi militernya di Yaman.

Serangan-serangan udara oleh koalisi internasional pimpinan Arab Saudi di Yaman telah membuat banyak korban sipil berjatuhan dan beberapa di antaranya bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang, demikian kesimpulan panel HAM PBB, Selasa (28/8/2018) waktu setempat.

Panel yang beranggotakan tim pakar hak asasi manusia itu juga menyatakan bahwa kelompok gerilyawan Houthi telah melakukan penyiksaan dan menggunakan anak-anak sebagai tentara.

Dua tindakan itu juga merupakan kejahatan perang.

Arab Saudi memimpin sebuah koalisi negara-negara Teluk untuk membantu Presiden Yaman Abdurrabbu Mansour Hadi kembali berkuasa setelah dilengserkan dari Sanaa oleh Houthi tahun 2015.

Tim panel PBB mengatakan bahwa penyelidikan mereka tidak mencakup pasokan senjata dari Amerika Serikat dan Inggris kepada koalisi Saudi, ataupun dukungan Iran kepada Houthi.

Mereka hanya meminta kepada semua negara membatasi penjualan senjata untuk menghentikan perang.

"Tidak ada pihak yang punya tangan bersih dalam investigasi kami," kata seorang anggota panel, Charles Garraway, dalam konferensi pers.

Di Washington, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan bahwa dukungan kepada koalisi Saudi bukannya tanpa syarat.

Dia akan terus mendukung koalisi jika mereka berupaya mencegah jatuhnya korban sipil.

Sasaran Amerika Serikat adalah untuk "meminimalkan tewasnya korban tidak berdosa dengan tidak sengaja" dan membuat semua pihak maju ke meja perundingan, kata Mattis.

Ini adalah untuk pertama kali PBB menggelar penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang di Yaman, meski sudah sejak lama organisasi HAM menyuarakan desakan.

Laporan tim panel itu disiarkan menjelang perundingan antara kubu pemerintah Hadi dengan Houthi pada 6 September mendatang.

Lebih dari 10.000 orang tewas di Yaman dan 8,4 juta lainnya terancam kelaparan.

"Serangan udara pihak koalisi adalah penyebab utama jatuhnya korban sipil yang tercatat. Sepanjang tiga tahun terakhir, serangan itu telah membombardir kawasan pemukiman, pasar, acara pernikahan, perahu sipil, bahkan fasilitas medis," kata panel PBB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper