Bisnis.com, JAKARTA — Status tersangka mantan menteri sosia Idrus Marham dalam kasus dugaan korupsi PLTU Riau-1 akan menggerus pandangan publik terhadap citra Partai Golkar sebagai peserta pemilu
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai perubahan pandangan publik itu akan membat suara Partai Golkar terancam anjlok pada Pemilu Legislatif 2019. Apalagi kasus korupsi itu ikut menyeret nama politisi Golkar Enny Maulani Saragih, Wakil Ketua Komisi VI DPR yang sudah terlebih dahulu menjadi tersangka pada kasus yang sama.
Di sisi lain, menurut Pangi, publik masih mengingat kasus mega korupsi proyek e-KTP yang melibatkan mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Kasus tersebut cukup menyita perhatian publik dengan segala dinamikanya.
"Citra partai semakin tergerus. (Berdampak pada) perolehan suara di Pileg," kata Pangi, Minggu (26/8/2018).
Sementara itu, dari sudut pandang Pilpres 2019, Partai Golkar cenderung tidak terlalu peduli siapa kandidat yang bakal menang. Pasalnya, selama ini Golkar tidak terbiasa menjadi oposisi dan memilih merapat kepada penguasa.
"Siapa pun yang terpilih, Golkar tetap menang banyak," ujarnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Menteri Sosial Idrus Marham sebagai tersangka kasus dugaan suap PLTU Riau-I. Idrus pun mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial. Idrus sempat beberapa kali tidak hadir dalam proses pemeriksaan KPK.
Idrus akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh politisi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita yang sebelumnya juga merupakan anggota DPR dari Faksi Partai Golkar.