Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara dikabarkan sedang membuat satu atau dua rudal balistik antarbenua berbahan bakar cair baru.
Mengutip informasi sumber berdasarkan laporan intelijen, surat kabar Amerika Serikat (AS) The Washington Post melaporkan pada Senin (30/8/2018), rudal balistik tersebut dibuat di sebuah pabrik yang memproduksi rudal pertama Korut yang mampu mencapai wilayah AS.
Dikabarkan, badan mata-mata AS melihat tanda-tanda konstruksi di sebuah fasilitas penelitian yang besar di Sanumdong, pinggiran Pyongyang.
Ini menjadi temuan terbaru yang menunjukkan aktivitas di fasilitas nuklir dan rudal milik Korea Utara. Padahal, pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump belum lama menggelar pertemuan bersejarah yang membicarakan perihal pelucutan senjata nuklir Korut.
Pada pertemuan di Singapura, 12 Juni lalu, Trump dan Kim menandatangani sebuah dokumen yang menyertakan janji Korut untuk menyingkirkan senjata nuklir dari Semenanjung Korea, meski tidak ada perincian lebih lanjut yang menerangkan prosesnya.
Dalam sebuah unggahan di Twitter setelah pertemuan bersejarah tersebut, Trump menuliskan rasa bangga atas pencapaiannya.
“Semua orang sekarang dapat merasa jauh lebih aman dibandingkan dengan saat ketika saya baru mulai menjabat. Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara,” tulis Trump, dikutip Reuters.
Akan tetapi, para kritikus berulang kali menegaskan bahwa Trump gagal membuat Korut melucuti senjata-senjata nuklirnya.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS bahwa Korea Utara terus memproduksi bahan bakar untuk bom nuklir terlepas dari janjinya untuk denuklirisasi.
Meski demikian, Pompeo juga bersikeras jika pemerintahan Trump masih membuat kemajuan dalam pembicaraannya dengan Korut.