Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontrol Malaysia Airlines MH370 Kemungkinan Dimanipulasi Dengan Sengaja

Tim penyelidik hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menyampaikan kemungkinan kontrol pesawat tersebut dimanipulasi dengan sengaja sehingga terbang di luar jalur.
Kepala Tim Penyelidik MH370 Kok Soo Chon (kiri) menunjukkan booklet laporan penyelidikan keamanan pesawat Malaysia Airlines MH370 dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, Senin (30/7)./Reuters-Sadiq Asyraf
Kepala Tim Penyelidik MH370 Kok Soo Chon (kiri) menunjukkan booklet laporan penyelidikan keamanan pesawat Malaysia Airlines MH370 dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, Senin (30/7)./Reuters-Sadiq Asyraf

Bisnis.com, JAKARTA -- Tim penyelidik hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menyampaikan kemungkinan kontrol pesawat tersebut dimanipulasi dengan sengaja sehingga terbang di luar jalur.

Hal itu disampaikan dalam konferensi pers misteri hilangnya pesawat tersebut di Putrajaya, Malaysia, Senin (30/7/2018). Namun, investigasi yang dilakukan tidak bisa menentukan siapa yang bertanggung jawab.

Penyelidikan yang sudah dilakukan juga tidak mampu menghasilkan kesimpulan mengenai apa yang terjadi ketika pesawat itu hilang pada 8 Maret 2014.

"Jawabannya hanya bisa disimpulkan jika puing-puing pesawat ditemukan," papar Kepala Tim Penyelidik MH370 Kok Soo Chan, seperti dilansir Reuters, Senin (30/7/2018).

Setidaknya ada dua pencarian besar-besaran yang dilakukan untuk menemukan pesawat tersebut.

Proses pencarian dan penyelidikan pertama dilakukan oleh gabungan Pemerintah Malaysia, Australia, dan China di laut seluas 120.000 kilometer (km) persegi. Pencarian yang memakan biaya 200 juta dolar Australia itu dihentikan pada tahun lalu.

Pencarian kedua dilakukan oleh Ocean Infinity, perusahaan swasta asal AS. Namun, pencarian yang berlangsung sejak awal 2018 itu dihentikan pada akhir Mei 2018 setelah gagal menemukan titik terang atas pesawat naas ini.

Ocean Infinity melakukan pencarian di area seluas 112.000 km persegi di Samudera Hindia.

Kok mengungkapkan pihaknya telah memeriksa rekam jejak sang pilot dan kopilotnya. Hasilnya diklaim tidak ada masalah, baik dari sisi latar belakang, pelatihan, maupun kesehatan mental.

"Kami tidak dalam posisi menyampaikan opini bahwa ini adalah kejadian yang didalangi oleh para pilot," paparnya.

Namun, Kok menyatakan semua kemungkinan masih terbuka, termasuk adanya keterlibatan pihak ketiga. Pasalnya, sistem kendali di pesawat itu dimatikan secara manual.

Menurut tim investigasi, para penumpang yang berasal dari 15 negara seluruhnya sudah diperiksa latar belakangnya oleh pemerintah negara masing-masing. Hasilnya pun menunjukkan tidak ada hal yang mencurigakan.

Sebelumnya, ada spekulasi bahwa Kapten Zaharie Ahmad Shah yang menjadi pilot dalam penerbangan itu sengaja menghilangkan pesawat.

Hasil investigasi telah lebih dulu disampaikan kepada para keluarga korban dan laporan tertulisnya bakal disebarluaskan. Tercatat ada tujuh orang penumpang yang berasal dari Indonesia.

Seperti diketahui, pesawat itu hilang ketika terbang menuju Beijing dari Kuala Lumpur, dengan membawa 239 orang di dalamnya. Pada 2015, ditemukan sejumlah puing pesawat di Pulau Reunion, Prancis. Namun, tetap tidak mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi.

Voice 370, kelompok yang mewakili keluarga korban, sebelumnya meminta Pemerintah Malaysia untuk memeriksa kembali penerbangan tersebut termasuk kemungkinan adanya pemalsuan atau dihapusnya rekaman yang terkait dengan MH370 serta pemeliharaannya.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad telah menyampaikan akan membuka kemungkinan melanjutkan pencarian jika ada petunjuk baru.

"Kami berharap kesalahan-kesalahan ini tidak terulang dan ada langkah-langkah yang memastikan peristiwa seperti ini tidak lagi terjadi," ujar Grace Nathan, yang ibunya termasuk dalam penumpang pesawat itu.

Menurutnya, tim penyelidik menekankan bahwa laporan yang disampaikan hari ini tidak untuk menunjukkan siapa pihak yang bersalah, tapi merupakan laporan atas masalah keamanan yang muncul dalam peristiwa tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper