Bisnis.com, JAKARTA -- Malaysia akan merilis laporan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada 30 Juli 2018.
Pesawat yang mengangkut 239 orang itu hilang pada 8 Maret 2014 setelah terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Pesawat hilang secara misterius dan memicu upaya pencarian besar-besaran yang melibatkan banyak negara.
Pada Mei 2018, Malaysia menghentikan pencarian yang dilakukan oleh Ocean Infinity, sebuah perusahaan swasta asal AS.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan tim investigasi akan memberikan keterangan kepada keluarga korban di Kementerian Transportasi pada 30 Juli 2018.
"Setiap kata yang direkam oleh tim investigasi akan dijabarkan di laporan ini," ujarnya, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/7/2018).
Loke menegaskan Pemerintah Malaysia berkomitmen menjaga transparansi laporan tersebut. Dia mengklaim laproran itu akan dipenuhi tabel tanpa disunting, ditambah, atau dikurangi.
Voice 370, kelompok yang mewakili keluarga korban, telah mendesak pemerintah untuk mengkaji kembali penerbangan itu termasuk kemungkinan adanya pemalsuan atau penghapusan rekaman yang terkait dengan MH370 serta pemeliharaannya.
Sebelum Ocean Infinity meluncurkan pencariannya di laut seluas 112.000 kilometer (km) persegi selama tiga bulan, tim pencarian gabungan Australia, China, dan Malaysia telah mencari pesawat tersebut di area seluas 120.000 km persegi.
Namun, pencarian yang berakhir pada 2017 itu tidak berhasil menemukan puing-puing pesawat tersebut maupun indikasi lainnya.
Pada 2015-2016, puing-puing pesawat yang diyakini berasal dari MH370 ditemukan di pantai Pulau Reunion, Prancis. Tetapi, temuan itu tetap tidak mampu memecahkan misteri di titik mana pesawat itu hilang dan apa penyebabnya.