Bisnis.com, JAKARTA – Penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Seleksi Mandiri ditujukan untuk mengoptimalkan kuota.
Hal itu ditegaskan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, dalam keterangan resmi, Sabtu (14/7/2018).
Nasir mengatakan kementerian memfasilitasi PTN untuk menyelenggarakan seleksi mandiri, di samping jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Ketetapan penyelenggaraan diserahkan kepada PTN masing-masing dengan daya tampung maksimal 30% dari daya tampung program studi yang bersangkutan.
“Hal ini supaya tidak ada kursi kosong di kampus,” jelasnya.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 126/2016 menyebutkan bahwa pola penerimaan mahasiswa baru di PTN dilaksanakan melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan Seleksi Mandiri.
Baca Juga
Nasir menjelaskan seleksi mandiri tetap digelar karena di dalam penerimaan mahasiswa baru ada beberapa faktor yang menyebabkan kuota SBMPTN maupun SNMPTN mungkin tidak terpenuhi.
“Mungkin diterima di perguruan tinggi lain seperti perguruan tinggi kedinasan sehingga meninggalkan SBMPTN atau SNMPTN,” ujarnya.
Kendati begitu, Nasir mengatakan bahwa PTN tetap dibatasi karena Presiden Joko Widodo mengarahkan agar Perguruan Tinggi Swasta atau PTS juga harus berkembang, terutama dalam pemenuhan angka partisipasi kasar atau APK.
“Karena masalah APK kita yang masih rendah yaitu 31,5%. Maka harus didorong ke depan agar meningkat melalui PTS,” jelasnya.
Salah satu PTN yang telah melaksanakan seleksi mandiri adalah Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, dengan jumlah pendaftar yang terbilang meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Seleksi ujian mandiri yang dilaksanakan di Kampus Undip Tembalang, Semarang, Sabtu (14/7/2018), diikuti sekitar 31.610 pendaftar untuk memperebutkan 2.359 kursi.
“Ini pendaftarnya saya rasa sangat tinggi sekali. Dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 26.000 sehingga naik sebesar 25%,” kata Nasir usai meninjau peserta ujian di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip Tembalang.