Kabar24.com, JAKARTA — Partai Golkar tidak mempersoalkan sosok yang akan dipilih Joko Widodo sebagai calon wakil presiden menghadapi kontestasi Pemilihan Presiden pada 2019.
Ketua DPP Partai Golkar Sarmuji mengatakan bahwa soal nama yang dipilih Jokowi perlu negosiasi seluruh partai pendukung Jokowi termasuk dengan Partai Golkar.
"Negosiasi politik banyak bukan cawapres saja, tapi ada menteri ada jabatan-jabatan politik yang lain banyak sekali semuanya bisa dinegosiasikan asal bisa musyawarah," katanya, Selasa (10/7/2018).
Menurutnya, Golkar partainya sudah menyiapkan startegi jika Ketua Umum Airlangga Hartanto tidak dipilih sebagai calon Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita sudah menyiapkan langkah antisipasi. Tentu tidak bisa kita sampaikan di muka umum. Langkah antisipasinya bisa jadi kita tetap mendukung Jokowi dan tentu dengan negosiasi tertentu atau lain-lain akan kita bicarakan di internal partai," kata Sarmuji.
Namun, kata Sarmuji, untuk sampai saat ini Partai Golkar tetap mendukung Jokowi untuk kembali dicalonkan sebagai Presiden hal sejalan apa yang sudah diputuskan dalam Rapimnas Partai Golkar.
Baca Juga
"Tentu untuk mengevaluasi harus butuh tahapanya juga bersama-sama koalisitas pengabdian keputusannya dan sampai sekarang belum ada rencana Golkar untuk mengevaluasi," ujarnya.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan mengaku telah mengantongi nama Cawapresnya. Spekulasi pun muncul mengingat sejumlah nama beredar sebagai calon pendamping Jokowi, baik dari kalangan parpol maupun non parpol.
Sedangkan upaya untuk menduetkan Jokowi dengan Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) pada Pilpres 2019 juga semakin kencang. Partai NasDem dilaporkan turut mendukung wacana tersebut.
Anggota DPR dari Fraksi NasDem, Kurtubi mengakui peluang duet itu kecil. Akan tetapi, hal itu bukan mustahil mengingat dueit tersebut diyakini berdampak baik untuk bangsa dan negara.
Menurutnya, konsep nasionalis dan religius akan terwujud pada duet tersebut. Dia mengatakan jika pasangan itu terwujud maka hal itu akan baik untuk NKRI dan baik untuk provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), provinsi tempat TGB dan Kurtubi berasal.