Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU TURKI: Erdogan Klaim Menangi Pilpres, Oposisi Pantau Perhitungan Suara

Tayyip Erdogan dan Partai AK, yang berkuasa, mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden dan parlemen Turki yang digelar Minggu (24/6/2018).
Erdogan dengan para pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018./.Reuters dari sumber
Erdogan dengan para pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018./.Reuters dari sumber

Bisnis.com, JAKARTA— Tayyip Erdogan dan Partai AK, yang berkuasa, mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden dan parlemen Turki yang digelar Minggu (24/6/2018).

Klaim kemenangan yang diutarakan Erdogan dinilai partai oposisi utama terlalu dini.

"Orang-orang telah memberi kami tugas melaksanakan jabatan kepresidenan dan eksekutif. Saya harap tidak ada yang akan mencoba membayangi hasil dan membahayakan demokrasi untuk menyembunyikan kegagalan mereka," kata Erdogan dalam pidato nasional pendek di saat perhitungan suara pilpres masih berlangsung, seperti dikutip Reuters, Senin (25/6/2018).

Erdogan yang saat ini berusia 64 tahun merupakan sosok populer. Dia disambut pendukungnya dengan melambaikan tangan, bersorak-sorai, dan mengibarkan bendera.

Sementara itu, pesaing utama dalam pilpres, yaitu Muharrem Ince dari Partai CHP mendesak pemantau pemilu untuk tetap berada di tempat pemungutan suara, untuk membantu memastikan tidak ada kemungkinan curang dalam perhitungan suara.

Seperti diketahui masyarakat Turki memberikan suara pada Minggu atau kemarin.

Tayyip Erdogan dan Partai AK telah berkuasa lebih satu dekade.

Pemungutan suara itu juga mengantar satu kepresidenan eksekutif baru yang berkuasa dan telah lama diusahakan Erdogan dan didukung mayoritas kecil oleh rakyat Turki dalam referendum tahun 2017.

Tempat-tempat pemungutan suara tutup pukul 17.00 waktu setempat. Tak ada hasil-hasil hitungan cepat dan hasil-hasil pertama akan diketahui Minggu  malam, seperti dikutip Antara.

Sebelumnya kerumunan pendukung Erdogan meneriakkan namanya ketika ia keluar dari sebuah sekolah setelah memberikan suara di Istanbul, kota terbesar di Turki, menyalami orang-orang di tengah-tengah pengawalan ketat.

"Turki mengadakan revolusi demokratis," kata dia kepada wartawan di tempat pemungutan suara itu. "Dengan sistem presidensial, Turki serius menaikkan standar, menaikkan di atas level dari peradaban kontemporer."

Erdogan, yang sangat populer tetapi juga pemimpin yang memecah dalam sejarah Turki modern, berpendapat kekuasaan baru akan lebih baik memungkinkannya menangani masalah ekonomi bangsa dan menangani pemberontakan etnis Kurdi di bagian tenggara Turki dan di negara tetangganya Irak dan Suriah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper