Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kamp Militer Arab Saudi Jadi Sasaran Rudal Gerilyawan Al Houthi

Gerilyawan Yaman Al Houthi menembakkan rudal balistik ke arah kamp radar militer milik Arab Saudi, Sabtu (19/5/2018) waktu setempat.
Gambar diambil dari video yang dibagikan oleh stasiun televisi Yaman pro-Houthi Al Masirah, Minggu (5/11/2017), memperlihatkan apa yang dikatakan sebagai peluncuran rudal balistik oleh pasukan Houthi yang ditujukan ke Bandara King Khaled di Riyadh./Houthi Military Media Unit via REUTERS TV
Gambar diambil dari video yang dibagikan oleh stasiun televisi Yaman pro-Houthi Al Masirah, Minggu (5/11/2017), memperlihatkan apa yang dikatakan sebagai peluncuran rudal balistik oleh pasukan Houthi yang ditujukan ke Bandara King Khaled di Riyadh./Houthi Military Media Unit via REUTERS TV

Bisnis.com, JAKARTA -- Gerilyawan Yaman Al Houthi menembakkan rudal balistik ke arah kamp radar militer milik Arab Saudi, Sabtu (19/5/2018) waktu setempat.

Kantor berita yang dikuasai Al Houthi, SABA, melaporkan rudal tersebut ditembakkan ke arah kamp radar militer di Khamis Mushait, kota di perbatasan bagian selatan Arab Saudi.

Sebagaimana dilaporkan Xinhua, gerilyawan Al Houthi mengklaim rudal tersebut menghantam sasaran militer dengan tepat.

Arab Saudi telah memimpin koalisi militer Arab melawan Al Houthi untuk mendukung Pemerintah Yaman yang berada di pengasingan selama tiga tahun terakhir. Kota besar di perbatasan Arab Saudi sudah beberapa kali menjadi sasaran utama serangan semacam ini dan kebanyakan berhasil dicegat.

Pada Selasa (15/5), kelompok Al Houthi menembakkan satu rudal balistik ke Pangkalan Militer Raja Faisal di Jazan, kota di selatan Arab Saudi. Namun, seperti dilansir Antara, pasukan koalisi Arab Saudi menyatakan rudal tersebut dapat dicegat.

Arab Saudi memimpin penyerangan militer ke Yaman sejak 2015, untuk melawan kelompok pemberontak Houthi. Tercatat lebih dari 10.000 warga Yaman tewas akibat penyerangan tersebut dan menimbulkan bencana kelaparan serta krisis kesehatan.

Kelompok Houthi, yang beraliran Syiah, juga telah mengambil alih ibu kota Sana'a dan membuat Presiden Abd Rabbu Mansour Al Hadi melarikan diri ke Arab Saudi. Arab Saudi menilai gerakan tersebut adalah pemberontak yang didukung oleh Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper