Bisnis.com, JAKARTA--Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa apa yang terjadi di Mako Brimob dan pengeboman di Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa yang nyata-nyata bertujuan melawan negara selain mengintimidasi rakyat dengan menyebarkan teror.
Menurut Hasto, Negara tidak boleh kalah dan harus melakukan mobilisasi seluruh instrumen Negara untuk melawan terorisme.
Kedua peristiwa tersebut, ujarnya, harus menjadi batas akhir bagi gerakan radikalisme yang anti-Pancasila dan merongrong kewibawaan Negara.
“Atas kedua kejadian kejahatan kemanusiaan tersebut, PDI-Perjuangan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap seluruh upaya pemerintahan Jokowi untuk melawan segala bentuk terorisme yang berawal dari paham radikalisme,” ujarnya, Minggu (13/5/2018).
Menurutnya, Negara berkewajiban melindungi rakyat. Sebab hukum tertinggi dalam Negara adalah Kedaulatan Negara itu sendiri.
"Siapapun yang merongrong kewibawaan Negara harus dihadapi dengan menggunakan seluruh pendekatan hukum, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan, serta menggalang kekuatan rakyat untuk terlibat aktif di dalam melawan paham radikalisme," ujarnya.
Baca Juga
Hasto pun menegaskan, Negara berhak menggunakan seluruh instrumen Negara, baik hukum, Polri dan TNI, serta birokrasi Negara untuk melawan terorisme.
"Perintah konstitusi inilah yang menjadi dasar hukum tertinggi di dalam memberantas terorisme," ujarnya.