Bisnis.com, JAKARTA -- Relawan pendukung Joko Widodo memanfaatkan tagar di media sosial untuk menyosialisasikan hasil kerja pemerintah saat ini.
Presiden Republik Cyber Pro Jokowi (Projo) Nur Sukarno mengatakan bahwa selain menyosialisasikan kinerja pemerintah, pihaknya juga melakukan pengawasan atas proses pemerintahan sebagai bagian dari partisipasi publik.
“Sebagai contoh, kami pergi ke pelosok daerah memotret hasil pembangunan di sana dan menyebarkan melalui media sosial. Kalau ada keterlambatan penanganan pembangunan bisa disuarakan juga lewat media sosial bertagar. Tagar itu penting unttuk mengapresiasi hasil-hasil dari pemerintahan sekarang,” paparnya dalam diskusi tentang politik tagar di Jakarta, Sabtu (5/5/2018).
Tagar, lanjut Nur, merupakan pengelompokan kategori di media sosial dan dipakai untuk memberikan pesan kepada masyarakat baik di dunia maya maupun masyarakat secara umum.
“Kalau dilihat dari definisi itu memang saat ini ada pesan yang mau ditimbulkan,” ujarnya.
Meski terjadi perang tagar di dunia maya, Nur melihat hal tersebut masih wajar dan juga bukan termasuk kampanye Pemilu karena para calon pun belum ditetapkan oleh penyelenggara Pemilu.
Hanya saja, disayangkan bahwa perbedaan politik tersebut justru memicu terjadinya peristiwa intimidasi di arena Car Free Day (CFD) Jakarta pada pekan lalu karena hal itu merusak tatanan demokrasi yang menghargai perbedaan.
Seperti diketahui, pekan lalu beredar video di media sosial yang memperlihatkan seorang wanita yang mengenakan kaos #DiaSibukKerja diduga mengalami intimidasi dari sekelompok orang yang mengenakan kaos #2019GantiPresiden.