Bisnis.com, JAKARTA – China menahan ekspor bahan bakar ke Korea Utara pada Maret dan tidak mengeskpor jagung selama tiga bulan berturut-turut ke negara tetangganya itu sebagai akibat dari sanksi terhadap program senjata nuklir dan rudal Pyongyang.
Data resmi dari Jenderal Administrasi Bea Cukai China menunjukkan bahwa selama 6 bulan berturut-turut tidak melakukan pengiriman diesel, bensin, dan minyak bahan bakar lainnya.
Dikutip dari Reuters, Selasa (24/4/2018), selama ini China telah menjadi pemasok bahan bakar utama bagi Korea Utara. Satu-satunya produk minyak yang dikirim ke Korea Utara adalah bahan bakar jet sebanyak 3 ton dan liquefied petroleum gas (LPG).
Saat ini juga menjadi bulan keenam China tidak mengimpor bijih besi, batu bara, dan timah dari Korea Utara, sejalan dengan sanksi PBB yang ingin membujuk Pyongyang agar membatalkan program senjatanya.
China juga sudah 3 bulan berturut-turut tidak melakukan pengiriman jagung ke Korea Utara. Adapun, pengiriman beras hanya mencapai 457 ton.
Data menunjukkan nilai perdagangan China dengan Korea Utara turun menjadi US4155,3 juta pada Maret 2018, merosot dari nilai sebelumnya US$422 juta pada 2017, namun lebih banyak jika dibandingkan dengan perdagangan Februari yang hanya mencapai US$112 juta.
Negeri Panda tetap menjadi rekan perdagangan dan sekutu terbesar untuk Korea Utara, meskipun data perdagangan merosot akibat PBB memberlakukan sanksi, melarang impor dari sejumlah komoditas besar dan makanan laut pada September lalu dan memberhentikan pengiriman produk minyak pada Desember 2017.