Kabar24.com, JAKARTA -- China gantikan Amerika Serikat sebagai pasar utama tujuan ekspor dari Vietnam tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa negara ekonomi terbesar kedua itu mulai menumbuhkan pengaruhnya di kawasan Asia.
Menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang dikutip Bloomberg, Selasa (18/4/2018), AS telah menjadi pembeli utama produk-produk pasar ekpor Vietnam selama 15 tahun, hingga posisi itu diambil oleh China pada 2017.
Hal itu terlihat melalui data Agensi Statistik Vietnam yang mencatat pengiriman Vietnam untuk Negeri Panda tahun ini melonjak 33,5% sementara pengiriman untuk Negeri Paman Sam hanya 20% di sepanjang kuartal I/2018.
Sementara itu data IMF memperlihatkan, nilai ekspor Vietnam untuk China naik 15 kali lipat menjadi USS$50,6 miliar dalam sedekade hingga 2017, sementara nilai ekspor untuk AS hanya naik 4 kali lipat menjadi US$46,5 miliar.
Sebelumnya, Vietnam sangat bergantung dengan AS untuk menjaga keseimbangan dengan China, negeri tetangga yang sangat dominan dan menjadi pusat ancaman geopolitik di kawasan Asia.
Namun, sejak Presiden AS Donald Trump mengubah kebijakan dagangnya menjadi lebih proteksionis, China pun hadir untuk mengisi kekosongan dengan menawarkan perdagangan dan investasi untuk Asia Tenggara.
“Pusat perdagangan Asia jelas berubah dari AS menjadi China. Proteksionisme dagang tidak bisa membantu. Negara-negara Asia akan menyadari ketika membicarakan perdagangan, China lah yang memiliki kekuatan,” ujar Eugenia Victorino, ekonom Australia & New Zealand Banking Group di Singapura.
Adapun China telah menggantikan posisi AS sebagai pasar ekspor utama dalam sedekade untuk negara-negara Asia, termasuk Jepang, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, dan Filipina. Di sisi lain, India masih menjadi salah satu dari beberapa negara di kawasan Asia yang masih memperhitungkan AS sebagai pasar terbesar untuk ekspor produknya ketimbang China.