Kabar24.com, SUMBAWA -- Nusa Tenggara Barat optimistis bisa melakukan ekspor jagung hingga 300.000 ton pada tahun ini. Sepertiganya atau sekitar 100.000 ton ditargetkan berasal dari Kabupaten Sumbawa.
Target ini dipasang Gubernur NTB TGH Zainul Majdi mengingat komoditas jagung merupakan salah satu komoditas unggulan NTB selain sapi dan rumput laut.
"Pelepasan ini merupakan tahap I ekspor jagung dari NTB ke Filipina sebanyak 11.500 ton. Ini membesarkan hati dan menunjukkan kontribusi positif NTB bagi pembangunan nasional," ujar Majdi di Labuan Badas, Sumbawa, Selasa (20/3/2018).
Majdi mengapresiasi para petani jagung di NTB karena menunjukkan kesungguhan untuk meningkatkan produktivitas komoditas jagung yang naik signifikan dari 1,1 juta ton pada 2016 menjadi 2,127 juta ton pada 2016.
Ada banyak faktor yang menjadikan jagung Sumbawa layak dijadikan salah satu komoditas unggulan untuk meningkatkan ekonomi NTB. Poin pertama yang ditekankan Majdi adalah kultur menanam jagung yang telah lama dimiliki oleh masyarakat Sumbawa sebagai mata pencaharian .
Selain itu, lokasi Sumbawa yang secara geografis memudahkan untuk melakukan pergerakan logistik perdagangan antar pulau dan antar negara.
Baca Juga
Sumbawa juga dinilai masih memili potensi bentang alam yang cukup sebagai areal untuk menanam jagung.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan NTB merupakan salah satu dari lima besar provinsi yang memiliki kapasitas produksi jagung terbesar.
Selain itu, NTB juga merupakan tiga besar provinsi pengekspor jagung setelah Gorontalo dan Sulawesi Selatan.
"Impor jagung kita untuk pakan ternak terus berkurang. Pada 2015 memang masih impor 3,26 juta ton. Pada 2016 sudah turun sekitar 62% menjadi 1,13 juta ton dan pada 2017 kita sama sekali tidak impor jagung. Tahun ini, 2018 kita gantian ekspor ke negara-negara tetangga," ujar Agung.
KESTABILAN HARGA
Harga jagung pipilan kering di NTB dinilai cukup baik dan di atas rata-rata nasional.Harga rata-rata Januari-Maret 2018 sebesar Rp3.620/kg. Berdasarkan kondisi ini, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan petani mulai terangkat dengan peningkatan harga di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah.
Agung menyebut, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp3.150/kg. Harga ini ditetapkan agar petani memperoleh manfaat yang cukup atas hasil produksinya.
Sementara itu, Majdi selaku Gubernur NTB mengapresiasi PT Seger Agro Nusantara yang telah membeli jagung dari petani seharga Rp3.200/kg.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, sepanjang tahun 2014-2017 produksi jagung NTB mengalami peningkatan signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 24,20% per tahun yang dimulai dari 0,78 juta ton pada 2014, 0,96 juta ton pada 2015, 1,28 juta ton pada 2016, dan 2,02 juta ton pada 2017.
Caption : Para pekerja di Pelabuhan Badas, Sumbawa menurunkan jagung untuk diekspor. Tahun ini, NTB menargetkan bisa mengekspor hingga 300.000 ribu ton jagung.
Pengiriman perdana tahun ini sebesar 11.500 ton ke Filipina dilepas oleh Gubernur NTB TGH Zainul Majdi dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, Selasa (20/3/2018).