Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Jepang menyesalkan hengkangnya Rex Tillerson dari kursi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menjelang rencana pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Trump memecat Tillerson pada Selasa (13/3/2018) setelah serangkaian keresahan publik mengenai kebijakan Korea Utara dan isu lainnya. Trump menggantikannya dengan Direktur Central Intelligence Agency, Mike Pompeo.
"Dia (Tillerson) adalah rekan yang jujur dan dapat dipercaya dan saya pikir kita akan menangani masalah Korea Utara bersama, tapi secara pribadi, saya merasa bahwa situasi yang telah berkembang ini sangat disayangkan," kata Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono kepada wartawan di Tokyo, seperti dikutip Reuters.
"Yang pasti, AS memegang peran kunci, jadi saya ingin bertemu menteri luar negeri penggantinya dan segera bertukar pandangan mengenai Korea Utara dan hal-hal lain," kata Kono.
Banyak kritik yang dilayangkan atas keputusan untuk mengganti Menteri Luar Negeri begitu cepat sebelum pertemuan potensial yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Kim dan Trump. Sebagian besar menungkapkan khawatiran bahwa Pompeo akan mendorong Trump untuk bersikap hawkish kepada Korea Utara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha memutuskan untuk terus maju dengan rencana perjalanan ke Washington untuk membahas Korea Utara terlepas dari kepergian Tillerson. Seorang pejabat kementerian Korsel sebelumnya mengatakan bahwa dia akan membatalkan kunjungan tersebut.
Baca Juga
Pejabat Korsel lainnya mengatakan bahwa meskipun Pompeo diketahui memiliki pandangan keras terhadap Korea Utara, dia adalah seorang politisi berpengalaman dan sepertinya tahu bagaimana cara berkompromi.
"Kami sadar bahwa Pompeo adalah salah satu suara terkuat dalam pembicaraan militer dan pemberian penilaian terkait kepada Trump, namun banyak hal telah berubah," kata seorang pejabat senior, merujuk pada pembicaraan antar Korea yang akan datang dan prospek dari pertemuan Kim-Trump.
Di lain pihak, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengatakan China berharap penggantian Menteri Luar Negeri tersebut tidak akan berdampak pada perkembangan hubungan dan bidang kerja sama yang penting.
"Kami tentu saja berharap bahwa momentum positif di semenanjung Korea, termasuk niat baik politik untuk pembicaraan baik dari AS dan Korut, akan dipertahankan," kata Lu.