Kabar24.com, JAKARTA - Peneliti dari Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai pertemuan antara pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, tidak secara instan menaikan elektabilitas partai itu.
Menurut dia perlu banyak usaha selain bertemu dengan Jokowi, PSI perlu banyak usaha untuk menaikkan elektabilitasnya.
"Jadi tambah populer mungkin, tapi belum tentu elektabilitasnya ikut bertambah," ujar Karyono saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/3/2018).
Masyarakat belum tentu memilih PSI karena elektabilitas ditentukan oleh banyak faktor. Karyono menilai dengan pola yang lakukan PSI saat ini, sulit bagi partai baru itu untuk berkembang. Pola yang dimaksud Karyono adalah usaha PSI yang mengusung anak muda sebagai ciri khas dari partai itu tanpa menonjolkan tokoh senior. Padahal, selama ini masyarakat cenderung memilih partai yang memiliki tokoh senior.
“Itu kuat pengaruhnya terhadap elektabilitas."
Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Ketua Umum DPP PSI Tsamara Amany mengunjungi Istana Negara menemui Presiden Joko Widodo pada Kamis (1/3/2018). Dalam pertemuan itu, Grace mengatakan membicarakan strategi pemenangan pemilu 2019 bersama dengan Jokowi.
Baca Juga
Namun, Grace membantah jika pertemuan itu hanya membicarakan mengenai strategi politik untuk pemenangan Jokowi pada 2019 mendatang.
“Pembicaraan mengenai tip menang pemilu hanya sebagian kecil dari pembicaraan panjang PSI dengan Presiden Jokowi,” Grace menjelaskan dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (3/3/2018).
Komisi Ombudsman akan mendalami dugaan pelanggaran yang dilakukan Presiden Joko Widodo yang menerima PSI di Istana Negara. Namun, Ombudsman akan mengonfirmasi terlebih dahulu, baik kepada Jokowi maupun PSI, mengenai isi pembicaraan dalam pertemuan itu.
“Karena kami baru mendapat informasi dari media saja,” kata Wakil Ketua Komisi Ombudsman Lely Pelitasari, Minggu (4/3/2018).