Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penunjukan pakar digital Brad Parscale untuk mempermulus upayanya memenangkan kembali kursi kepresidenan di Gedung Putih dalam pemilihan presiden (pilpres) 2020.
Parscale diketahui merupakan direktur digital kampanye kepresidenan Trump pada 2016. Dengar-dengar, dialah 'senjata rahasia' atas suksesnya kampanye tersebut.
Tim kampanye yang mengusung pasangan Donald Trump dan Mike Pence menyatakan Parscale dan keseluruhan tim, selain membangun infrastruktur untuk pemilihan 2020, juga akan terlibat dalam membantu para kandidat Partai Republik dalam pemilihan midterm mendatang di tahun ini.
“Brad adalah bakat luar biasa dan sangat penting bagi kesuksesan kami pada 2016. Dia memiliki kepercayaan sepenuhnya dari keluarga kami dan merupakan orang yang sempurna untuk menjadi pimpinan kampanye ini,” terang Eric Trump, putra Trump, seperti dikutip CNBC, Rabu (28/2/2018).
Dalam pernyataan terpisah, menantu Trump, Jared Kushner, yang bertindak sebagai penasihat senior untuk Trump, mengungkapkan peran dan kemampuan istimewa Brad dalam proses kampanye.
“Brad sangat penting dalam membawa teknologi disiplin dan pendekatan yang didorong data terhadap bagaimana kampanye pada 2016 berjalan. Kepemimpinan dan keahliannya akan membantu membangun kampanye terbaik di kelasnya,” jelas Kushner.
Website The Drudge Report pertama kali mengabarkan berita tentang peran Parscale tersebut dalam sebuah pengumuman pada Selasa pagi waktu setempat. Trump sendiri telah mengajukan akan mencalonkan kembali dirinya sebagai Presiden AS dalam pilpres 2020.
Sebuah ulasan yang tersiar pada Oktober 2017 tentang Parscale oleh program CBS “60 Minutes”, menyebutnya sebagai 'senjata rahasia' kampanye kepresidenan Trump pada 2016. Parscale menggunakan kemampuan canggih menampilkan iklan digital di Facebook untuk mempromosikan pencalonan Trump.
“Saya pikir kami menggunakannya lebih baik daripada yang pernah dilakukan orang lain sepanjang sejarah,” kata Parscale sehubungan dengan penggunaan media sosial kampanye tersebut.
“Facebook dan Twitter adalah alasan kami memenangkan ini. Twitter untuk Mr. Trump dan Facebook untuk penghimpunan dana,” ungkap Parscale kepada Wired magazine pasca pemilu 2016.
Ulasan dalam “60 Minutes” juga mengabarkan bahwa perusahaan milik Parscale yang berbasis di San Antonio, memberi tagihan pembayaran sebesar US$94 juta untuk pekerjaannya dalam pemilu 2016.
Pekerjaan pertama Parscale untuk Trump adalah membuat sebuah situs web untuk perusahaan real estat Trump enam tahun lalu. Saat itu, pekerjaannya hanya dihargai sebesar US$1.500.
Dalam sebuah wawancara dengan “60 Minutes”, Parscale mengatakan merasa terganggu dengan pengakuan Facebook bahwa pihak Rusia menghabiskan setidaknya US$100.000 beriklan di Facebook untuk mempengaruhi pemilihan 2016.
“Saya tidak ingin entitas asing campur tangan dalam pemilihan kami. Saya warga Amerika,” tutur Parscale.
Saat dimintai respon tentang kemungkinan kolusi tim kampanye Trump dan Parscale khususnya dengan pihak Rusia, ia menyebut sebagai sebuah lelucon.
Pada musim gugur lalu, Parscale dikabarkan masuk dalam daftar tanya jawab dengan House Intelligence Committee AS, yang juga menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan tersebut.
Namun dalam cuitan di akun Twitter-nya, ia menegaskan tidak tahu menahu mengenai keterlibatan pihak Rusia dalam operasi digital dan data pada kampanye kepresidenan Trump 2016.