Kabar24.com, MATARAM -- Maraknya dukungan untuk meningkatkan ekonomi NTB melalui pariwisata, pertanian justru muncul sebagai faktor utama yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Bumi Seribu Masjid ini.
Ditengah pertumbuhan negatif sektor tambang pada 2017 yang sebesar 5,15%, sektor pertanian mampu mengerek sedikit laju pertumbuhan ekonomi.
Pertanian masih menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2017 yang berkontribusi sebesar 1,37%. Lapangan usaha lain seperti perdagangan dan konstruksi masih mampu tumbuh meyakinkan dengan masing-masing kontribusi sebesar 1,02% dan 0,68%.
Badan Pusat Statistik NTB mencatat, ekonomi NTB selama tahun 2017 dibanding tahun 2016 (c-to-c) tumbuh sebesar 0,11%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan yaitu sebesar 9,98%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi Lembaga Non Profit Rumahtangga (LNPRT) yaitu sebesar 6,14%.
"Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun 2017 terhadap 2016, maka pertumbuhan ekonomi NTB hanya tumbuh sebesar 0,11%. Rendahnya pertumbuhan tersebut lebih dikarenakan adanya penurunan kinerja pada kegiatan pertambangan bijih logam dibanding 2016, sehingga berdampak pada penurunan nilai tambah bruto yang cukup berarti pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan partumbuhan sebesar -19,86%," papar Kepala BPS NTB, Endang Tri Wahyuningsih, Rabu (7/2/2018).
Secara triwulanan, besaran ekonomi Provinsi NTB cukup fluktuatif dan masih sangat dipengaruhi oleh faktor musim seperti panen raya padi, jagung, tembakau termasuk pada triwulan IV/2017. Sehingga bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar -11,28%.
Baca Juga
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Achris Sarwani mengatakan membaiknya kinerja perekonomian nasional diperkirakan akan berdampak positif terhadap perekonomian NTB di tahun 2018.
"Inflasi NTB tahun 2017 terkendali dalam sasarannya sebesar 3,7% (y-o-y). Terjaganya kondisi makroekonomi tersebut, didukung dengan meningkatnya investasi infrastruktur di tingkat nasional, diharapkan mampu mendorong terciptanya sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan di NTB," ujarnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada rentang 5,1%-5,5% dengan permintaan domestik sebagai motor penggeraknya. Sementara itu, secara lebih khusus, pertumbuhan ekonomi NTB tahun ini diperkirakan berada pada rentang 5,3%-5,6%.
Bahkan, untuk pertumbuhan ekonomi non-tambang, NTB optimistis bisa mencapai angka 5,8% hingga 6,2%. Optimisme tersebut muncul lantaran ditopang dengan peningkatan investasi dan perbaikan ekspor.
Sementara itu, Gubernur NTB TGH Zainul Majdi berharap sektor pariwisata juga bisa terus digenjot guna memberikan multiplier effect yang lebih besar kepada masyarakat NTB. Pasalnya, potensi pariwisata yang dimiliki NTB begitu besar dan sayang jika tidak dimanfaatkan secara optimal.
"Ini tantangan bagi para stakeholder untuk bisa berperan bersama dalam meningkatkan ekonomi NTB," tegas Madji.