Kabar24.com, JAKARTA - Sejarawan dari Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, menyatakan ada kekeliruan orang dalam menanggapi video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang viral di media sosial dan menimbulkan reaksi bagi sebagian ormas Islam.
Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Mantan Kapolda Metro Jaya dalam video tersebut adalah dalam konteks waktu sekarang, bukan berbicara dalam konteks masa lalu.
“Sebenarnya orang keliru menanggapi itu, Pak Kapolri menurut saya, beliau cuma melihat bahwa dalam konteks waktu sekarang, jadi jangan bawa ke belakang,” ujar Anhar kepada wartawan, Senin (5/2/2018).
Anhar menuturkan kalau pidato itu mau ditarik ke masa lampau lalu diartikan dalam kontek sekarang bakal terjadi kekeliruan penafsiran.
Jenderal bintang empat itu, ujarnya, tidak bermaksud menafikan ormas lain dan dalam konteks waktu sekarang beliau melihat dua ormas (NU dan Muhammadiyah) itu lah yang dapat dikatakan mewakili Islam. Dalam arti kata kedua organisasi itu membawa suara Islam.
“Orang salah paham menurut saya lho ya, kasihan Kapolri nya dia tidak bermaksud menafikan ormas yang lain dia cuma melihat bahwa konteks waktu itu ya kaya gitu,’’ ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya media sosial dihebohkan dengan tayangan video pernyataan Kapolri yang mengarahkan kepada bawahannya untuk dapat bersinergi hanya dengan dua organisasi Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Alasan itu dilontarkan Kapolri karena dua organisasi tersebut ikut membantu kemerdekakan Indonesia.