Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konteks Pidato Kapolri Tito Jangan Dibawa Ke Masa Lampau

Sejarawan dari Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, menyatakan ada kekeliruan orang dalam menanggapi video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang viral di media sosial dan menimbulkan reaksi bagi sebagian ormas Islam.
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10)./ANTARA-Wahyu Putro A
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10)./ANTARA-Wahyu Putro A

Kabar24.com, JAKARTA - Sejarawan dari Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, menyatakan ada kekeliruan orang dalam menanggapi video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang viral di media sosial dan menimbulkan reaksi bagi sebagian ormas Islam.

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Mantan Kapolda Metro Jaya dalam video tersebut adalah dalam konteks waktu sekarang, bukan berbicara dalam konteks masa lalu.

“Sebenarnya orang keliru menanggapi itu, Pak Kapolri menurut saya, beliau cuma melihat bahwa dalam konteks waktu sekarang, jadi jangan bawa ke belakang,” ujar Anhar kepada wartawan, Senin (5/2/2018).

Anhar menuturkan kalau pidato itu mau ditarik ke masa lampau lalu diartikan dalam kontek sekarang bakal terjadi kekeliruan penafsiran.

Jenderal bintang empat itu, ujarnya, tidak bermaksud menafikan ormas lain dan dalam konteks waktu sekarang beliau melihat dua ormas (NU dan Muhammadiyah) itu lah yang dapat dikatakan mewakili Islam. Dalam arti kata kedua organisasi itu membawa suara Islam.

“Orang salah paham menurut saya lho ya, kasihan Kapolri nya dia tidak bermaksud menafikan ormas yang lain dia cuma melihat bahwa konteks waktu itu ya kaya gitu,’’ ujarnya.

Sebelumnya media sosial dihebohkan dengan tayangan video pernyataan Kapolri yang mengarahkan kepada bawahannya untuk dapat bersinergi hanya dengan dua organisasi Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Alasan itu dilontarkan Kapolri karena dua organisasi tersebut ikut membantu kemerdekakan Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper