Kabar24.com, JAKARTA - Sabih al-Masri, seorang miliuner dan ketua Bank Arab yang terbesar di Yordania, ditahan di Arab Saudi untuk dimintai keterangan setelah lawatan bisnis ke Riyadh, sumber-sumber keluarga dan teman-teman dekatnya mengatakan pada Sabtu (16/12/2017).
Mereka mengatakan Masri, warga negara Saudi dan pengusaha paling terkemuka di Yordania dengan bisnis di bidang perhotelan dan perbakan, ditahan setelah menuju ibu kota Saudi itu pekan lalu untuk memimpin pertemuan-pertemuan perusahaan yang ia miliki.
Ia membatalkan jamuan makan malam Selasa (12/12/2017) padahal telah mengundang teman-teman dan pengusaha terkemuka untuk hadir sekembalinya dari lawatan.
Masri tidak bisa dimintai komentar. Pihak berwajib di Saudi tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Orang-orang kepercayaannya mengatakan Masri telah diperingatkan agar tidak pergi ke Arab Saudi setelah penangkapan massal orang-orang kerajaan, menteri dan pengusaha bulan lalu.
"Ia telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bisnis dan mitra-mitranya," kata satu sumber yang dekat dengan soal itu yang tidak menjelaskan atau mengonfirmasi ia ditahan. Sumber keluarga lainnya mengatakan dia ditahan.
Baca Juga
Masri, yang berasal dari keluarga saudagar yang terkenal dari Nablus di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Yordan, memperoleh keberuntungan dari kemitraannya dengan orang-orang Saudi yang berpengaruh dalam bisnis katering untuk memasok tentara selama operasi militer pimpinan Amerika Serikat untuk menguasai kembali Kuwait dari Irak pada Perang Teluk 1991.
Media setempat melaporkan ia ditahan sejak Kamis (14/12/2017). Penahanannya membuat gempar di seantero Yordania tempat investasi Masri bernilai miliaran dolar merupakan landasan ekonomi dan mempekerjakan ribuan orang.
Masri terpilih sebagai ketua Bank Arab tahun 2012 setelah pengunduran diri Abdel Hamid Shoman yang keluarganya telah mendirikan bank itu di Yerusalem pada tahun 1930.
Ia juga investor terkemuka di wilayah-wilayah Palestina dengan saham besar di Paltel, sebuah perusahaan saham publik, yang merupakan perusahaan sektor swasta terbesar di Tepi Barat.
Keluarga Masri termasuk keluarga terkaya dari Palestina, dengan mayoritas saham di bisnis real estate, perhotelan, telekomunikasi yang didirikan di wilayah-wilayah tersebut setelah persetujuan pemerintahan sendiri dengan Israel tahun 1993, demikian Reuters.