Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Reaksi Status Yerusalem, Kedubes AS di Jakarta Dipatroli Intensif

Pihak Polda Metro Jaya meningkatkan patroli di Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) menjadi antara dua hingga satu jam sekali terkait keputusan kontroversi Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Aksi damai memprotes AS akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat (8/12).
Aksi damai memprotes AS akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat (8/12).

Kabar24.com, JAKARTA - Pihak Polda Metro Jaya meningkatkan patroli di Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) menjadi antara dua hingga satu jam sekali terkait keputusan kontroversi Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Khusus Kedubes AS ada (peningkatan pengamanan) patroli yang misalnya semalam sekali sekarang dilakukan bisa per jam atau per dua jam hingga situasi kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Jumat.

Argo menegaskan aparat kepolisian wajib melindungi warga asing sehingga perlu mengerahkan petugas pengamanan obyek vial.

Selain petugas pengamanan obyek vital, Polda Metro Jaya mengerahkan petugas Satuan Brigade Mobile (Brimob).

"Jadi dengan adanya kejadian (keputusan Presiden Trump) ada penambahan ektra patroli namanya," ujar Argo.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mendadak mengambil kebijakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12).

Keputusan itu memicu kecaman dari Palestina dan sejumlah negara bahkan dianggap tidak menghiraukan peringatan kerusuhan yang terjadi di Timur Tengah.

Pemerintah Indonesia juga mengecam keras keputusan pemerintah AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota yang akan memicu guncangan stabilitas keamanan dunia.

"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Presiden Jokowi.

Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

"Keputusan itu telah melanggar berbagai resolusi di PBB yang AS menjadi anggota, dan ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia," kata Presiden Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper