Kabar24.com, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan identitas nasional dan sejarah Israel mendapat pengakuan terkait rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Netanyahu menyatakan itu dalam rekaman video yang disiarkan lewat akun Facebook miliknya pada Rabu, 6 Desember 2017.
Netanyahu, seperti dilansir Haaretz, Rabu, 6 Desember 2017, mengungkapkan itu menjelang pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu waktu AS.
Sebelumnya pada Rabu pagi, Netanyahu terlihat menghindari untuk menanggapi rencana pengumuman oleh Trump dalam pernyataan publik pertamanya sejak adanya konfirmasi dari Gedung Putih soal ini. Saat itu, Netanyahu mengatakan ada ancaman Iran di wilayah itu.
Dalam sebuah pidato di sebuah konferensi yang digelar media Jerusalem Post, Netanyahu memperingatkan adanya bahaya Iran, yang menurutnya bakal menaklukkan Timur Tengah. Dia juga mengatakan Israel tidak akan membiarkan Iran memiliki basis yang kuat di Suriah. "Kami mengatakan apa yang kami maksudkan dan serius dengan apa yang kami nyatakan," kata dia.
Netanyahu meminta semua negara untuk menekan Iran namun pada saat yang sama mendukung bangsa Iran. Netanyahu bakal menanggapi pidato Trump soal status Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mulai memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke sana.
Pada Selasa lalu, para menteri Israel diminta tidak berkomentar soal rencana pemindahan kedubes AS ke Yerusalem. Ini menunggu putusan final dari Trump apakah dia akan meneken dokumen perpanjangan kedubes di Tel Aviv atau langsung memindahkan ke Yerusalem.
Namun, Menteri Pendidikan Naftali Bennett, yang menghadiri konferensi yang sama, mengeluarkan pernyataan meminta semua negara mengikuti langkah Trump dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.