Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies Philips Jusario Vermonte mengatakan langkah Panglima TNI Gatot Nurmantyo di jalur politik belum tentu mulus saat sudah pensiun dari TNI.
Sehingga, kata dia, tidak salah jika banyak pihak menilai Panglima Gatot sering melakukan manuver politik dengan menggunakan kewenangannya saat ini.
“Menurut saya Pak Gatot tahu dirinya akan pensiun April 2018, jadi kemarin itu menambah political capital-nya karena biasanya panglima TNI saat pensiun ya sudah, orang bisa lupa dan lain-lain,” ujarnya, kepada Bisnis, Senin (4/12/2017).
Menuver politik Gatot menurutnya dilakukan agar tetap berada dalam ‘radar’ calon pemimpin Indonesia berikutnya. “Karena itu political capital-nya dibangun macam-macam manuvernya. Agar tetap relevan setelah pensiun,” ujarnya.
Menurut dia, tidak mustahil di sisa waktu yang ada sebelum pensiun Gatot masih akan tetap melakukan maneuver politik untuk meningkatkan elektabilitas.
Di sisi lain, disinggung terkait pengganti Gatot dia menilai langkah Presiden Joko Widodo untuk memunculkan calon dari matra Angkatan Udara sudah tepat.
Hal itu mengembalikan kesepakatan internal TNI yang merotasi siapa yang menjadi panglima. Seperti diketahui, panglima TNI saat ini dan sebelumnya berasal dari Angkatan Darat.