Kabar24.com,JAKARTA - Sekitar 10 juta poundsterling dana pribadi dari Ratu Elizabeth diinvestasikan di luar Inggris.
The Duchy of Lancester, badan investasi yang menjadi sumber penghasilan sang ratu, menginvestasikan dana tersebut di Kepulauan Cayman dan Bermuda.
Sejumlah kecil dana tersebut diinvestasikan pada sebuah perusahaan di balik BrightHouse, sebuah rantai yang diduga mengajukan pinjaman tak bertanggung jawab dan Threshers yang mengalami kegagalan dengan tunggakan pajak sebesar 17,5 juta poundsterling di Inggris.
The Duchy mengatakan bahwa nilai BrighHouse saat ini setara dengan 3.208 poundsterling dan tidak ikut terlibat dalam.keputusan investasi dana.
Kepala Keuangan The Duchy of Lanchester Chris Adcock mengatakan bahwa strategi investasi yang digelontorkan berdasarkan pada saran dan rekomendasi dari para konsultan dan alokasi aset yang layak.
"The Duchy hanya berinvestasi pada perusahaan ekuitas kredibel yang direkomendasikan oleh konsultan investasi kami," katanya seperti dikutip dari www.bbc.com, Senin (6/11/2017).
Baca Juga
Juru bicara the Duchy of Lanchester menambahkan : “Kami menjalankan sejumlah investasi dan beberapa darinya dengan dana luar negeri. Seluruh investaai kami diaudit penuh dan sah secara hukum. Sang ratu dengan sukarela membayar pajak penghasilan yang dia terima dari the Duchy."
Reputasi Duchy
Rincian terkait investasi-investasi oleh Duchy terungkap dalam Paradise Paper - bocoran 13,4 juta dokumen dari berbagai perusahaan termasuk Appleby, salah satu perusahaan hukum offshore terdepan di dunia.
Dokumen tersebut menyingkap bahwa Duchy of Lancaster menginvestasikan 5 juta poundsterling pada Jubikee Absolute Return Fund Limited di Bermuda pada 2014 yang berakhir pada 2014.
Pada 2005 the Duchy setuju untuk menginvestasikan US$7,5 juta pada Dover Street VI Cayman Fund LP.
Dalam dokumen disebut dana tersebut diinvestasikan di perusahaan medis dan teknologi. Hubungan dengan BrightHouse dimulai pada 2007, ketika perusahaan asal Amerika tersebut meminta the Duchy untuk berkontribusi sebesar US$450.000 untuk lima proyek termasuk pembelian dua peritel UK High Street.
Di bawah pemilik barunya, neraca Threshers dipenuhi dengan utang. Threshers juga disebut tak membayar pajak selama dua tahun. Ketika peritel minuman tersebut bangkrut pada Oktober 2009, sebanyak 6.000 orang kehilangan pekerjaan.
Mayoritas invetasi Vision Capital BrightHouse akhirnya disalurkan pada sebuah perusahaan yang berbasis di Luxemburg. Pembayaran pajak.perusahaan ke Inggris kemudian mulai menurun.
Bulan lalu, regulator keuangan Inggris, The Financial Conduct Authority mengatakan Bright House yang menjual peralatan liatrik dan perabot mayoritas pada penduduk berpenghasilan rendah dengan fasilitas cicilan mingguan tidak bertindak sebagai pemberi pinjaman yang bertanggung jawab dan memerintahkan agar BrightHouse membayar kompensasi sebesar 14,8 juta poundsterling bagi 249.000 konsumennya.
Anggota Parlemen dari Partai Buruh mengatakan sangat khawatir dengan konsultan investasi sang ratu. Dia juga mengatakan bahwa mereka merusak reputasi sang ratu.
"Jelas sekali, pengelola dana sang ratu harus bersikap lebih jelas dan bersih dan jangan pernah mendekati dunia hitam pencucian uang, penghindaran pajak, atau menghasilkan uang dengan cara yang meragukan," katanya.
Model bisnis yang diterapkan BrightHouse telah lama menjadi sorotan. Sebuah laporan.parlemen pada 2015 mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut membebankan bunga hingga 94%. Satu dari lima pelanggannya menunggak dan satu dari 10 pembelian berakhir dengan kisah oper kredit.
Dalam sebuah kasus yang ditelisik oleh MPs and Lorda, sebuah lemari es Samsung seharga 644 poundsterling dijual seharga 1.716 poundsterling dengan skema lima bulan cicilan.