Kabar24.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono membantah adanya keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar yang meminta Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mundur dari jabatannya dan segera menunjuk pelaksana tugas (Plt).
“Tidak ada keputusan DPP yang meminta agar Pak Novanto mundur dari jabatannya apalagi sampai menunjuk Plt. ketua umum partai,” kata Agung dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Rabu (27/9/2017).
Untuk itu pihaknya mengingatkan agar jajaran pengurus Partai Golkar untuk lebih hati-hati dalam memberikan pernyataan terkait kondisi partai.
“Seolah-olah apa yang menjadi rekomendasi tim kajian elektabilitas sudah menjadi keputusan DPP Partai Golkar. Padahal itu hanya sebuah rekomendasi belum menjadi sebuah keputusan. Saya kira semua harus bijak menyikapi persoalan ini, jangan memancing di air keruh, yang pada akhirnya membuat gaduh dan merusak soliditas partai yang sudah dibangun,” katanya.
Sebelumnya, tim kajian elektabilitas yang diketuai oleh Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai bekerja sama dengan Koordinator Bidang Kajian Strategis dan Sumber Daya Manusia Partai Golkar Letnan Jenderal (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus merilis elektabilitas partai.
Terkait itu, hasil survei tentang elektabilitas Partai Golkar menurun. Elektabilitas partai menurun karena citra partai yang buruk. Hasil kajian lalu memunculkan sejumlah rekomendasi salah satunya meminta Setya Novanto mundur dari jabatannya.
“Saya tidak menyalahkan hasil rekomendasi tim kajian elektabilitas. Yang saya sesalkan itu adanya tindakan dari elite Partai Golkar yang memanipulasi rekomendasi tim kajian elektabilitas seolah-olah itu sudah menjadi keputusan partai. Jangankan diputuskan, dibahas saja belum rekomendasi ini oleh DPP Partai Golkar,” ujarnya.
Dewan Pakar Partai Golkar, kata dia, meminta agar seluruh pengurus dan kader Partai Golkar di seluruh Indoesia untuk tetap menjaga kesolidan jelang pilkada serentak 2018.
“Saya kira semua harus tetap kompak, jaga kesolidan partai. Tidak perlu mendesak-desak agar Pak Novanto mundur dari jabatannya sebagai ketua umum. Saya yakin Pak Novanto seorang negarawan, yang pada akhirnya bisa memutuskan apa yang terbaik bagi partai. Kegaduhan-kegaduhan yang muncul di internal justru yang membuat elektabilitas partai semakin turun,” katanya.