Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hakim Minta Petroselat Serius

Marulak memberi waktu kepda debitur dan kreditur selama tiga minggu untuk mencari jalan keluar dan bernegosiasi di luar pengadilan. Pasalnya, perkara ini dinilai berlarut-larut.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat./ Deliana Pradhita Sari
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat./ Deliana Pradhita Sari

Bisnis.com, JAKARTA – Hakim pengawas kepailitan Petroselat Ltd Marulak Purba meminta debitur serius dalam menawarkan perdamaian kepada kreditur.

Marulak memberi waktu kepada debitur dan kreditur selama 3 minggu untuk mencari jalan keluar dan bernegosiasi di luar pengadilan. Pasalnya, perkara ini dinilai berlarut-larut.

Dia meminta negosiasi tersebut dihadiri oleh pihak Petroselat yang kompeten dalam mengambil keputusan.

Hakim pengawas memberi waktu tiga minggu untuk debitur dan kreditur membahas mengenai proposal perdamaian dan proposal balasan dari kreditur. Selanjutnya, agenda pemungutan suara atas proposal perdamaian akan digelar pada 18 Oktober.

“Apabila terjadi kepailitan maka debitur dinyatakan dalam keadaan insolvensi dan kurator bisa langsung menjalankan tugasnya,” ujarnya dalam rapat kreditur, Senin (25/9/2017).

Salah satu kreditur Danang Wibowo meminta kepada debitur untuk menanggapi serius pertemuan dalm tiga minggu ke depan.

Adapun pertemuan pertama akan membahas mengenai proposal perdamaian awal.

Dalam proposal awal, debitur menuliskan debitur yang akan melakukan pembayaran dengan mencicil dari 22 sampai 48 bulan.

Pembayaran utang akan dilakukan apabila Petroselat Ltd mendapatkan perpanjangan kontrak dari pemerintah hingga 2031. Syarat lainnya yaitu Petroselat mendapatkan investor yang mendukung pengerjaan penggalian 10 sumur gas atau 20 sumur minyak.

Namun, kreditur menolak pembayaran tersebut. Kreditur meminta debitur membayar 50% dari total utang secara tunai di awal. Sementara itu sisanya boleh diangsur dalam kurun setahun. Angsuran tersebut berupa instrumen pembayaran yang sah dan diakui, baik bank garansi atau giro.

Selanjutnya, pertemuan kedua membahas mengenai keseriusan kreditur dalam mengambil alih blok Selat Panjang di Riau. Pasalya hingga saat ini kreditur belum mendapatkan jawaban dari debitur terkait hal ini. Pertemuan ini juga diagendakan membahas masuknya Petro China sebagai investor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper