Bisnis.com, CALIFORNIA — Juri pengadilan di California memerintahkan Johnson & Johnson untuk membayar US$417 juta kepada seorang wanita yang mengklaim terkena kanker ovarium setelah menggunakan produk berbasis bedak, seperti Johnson's Baby Powder untuk kebersihan bagian kewanitaan.
Warga California bernama Eva Echeverria didukung oleh juri Los Angeles Superior Court, yang menyebutkan J & J telah gagal memberikan peringatan kepada konsumen mengenai risiko kanker atas penggunaan produk berbasis bedaknya.
"Kami berterima kasih kepada dewan juri. Sekarang Eva dapat menjalani hari-harinya setelah ada keputusan ini," tutur Mark Robinson, kuasa hukum Eva dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters yang Bisnis, Kamis (24/8/2017)
Putusan tersebut menjadi pukulan besar bagi J & J yang telah menghadapi 4.800 klaim serupa dalam lingkup nasional, dan telah diganjar lebih dari US$300 juta dalam putusan oleh dewan juri di Missouri.
Dalam pernyataan resminya, pihak J & J mengaku akan banding. Tuntutan Eva merupakan perkara pertama yang diadili dari ratusan kasus di California untuk kasus serupa.
"Kami akan melakukan banding atas putusan hari ini, sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan," tutur perwakilan J & J.
Wanita yang berusia 63 tahun ini, mengklaim dia menderita kanker ovarium stadium akhir setelah beberapa dekade menggunakan produk Johnson & Johnson.
Pihak J & J sendiri membantah terkait adanya penelitian tentang produk mereka, karena belum ditemukan sifat karsinogenik di bedak J & J.