Kabar24.com, JAKARTA — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai daerah yang pemimpinnya melakukan tindak korupsi cenderung sulit berkembang. Sebaliknya daerah yang dipimpin kepala daerah yang bersih berhasil meningkatkan kapasitasnya.
Pandangan itu disampaikan Sudirman Said saat berbicara dalam forum Indonesian Scholars International Convention (ISIC), Rabu (26/7/2017) di University of Warwick, Inggris.
Sudirman yang juga Ketua Institut Harkat Negeri mencontohkan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Surabaya, serta Kabupaten Bantaeng adalah daerah yang maju dalam waktu relatif singkat karena dipimpin oleh pemimpin yang bersih dan progresif.
Oleh karena itu, dia mengingatkan jika ingin mendapatkan manfaat dari bonus demografi dalam beberapa dekade mendatang, Indonesia perlu membangun kepemimpinan politik yang bersih.
“Kuncinya kepemimpinan politik yang bersih. Karena peran kepemimpinan politik akan menentukan derajat kesehatan, pendidikan, dan perliaku manusia Indonesia," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (27/7/2017).
Dia menguraikan bonus demografi hanya akan menjadi beban kalau kualitas manusia Indonesia tidak mampu bersaing, baik dari sisi kualitas, kapasitas, maupun integritas.
Baca Juga
Menurut Sudirman, persiapan menyongsong bonus demografi meliputi dia aspek besar: hilir dan hulu. "Di hilir kita bersyukur memiliki teknokrat yang terampil, pengusaha yang terus bekerja keras, profesional di segala bidang, dan talenta-talenta terbaik yang mampu bersaing di tingjat global".
Yang mencemaskan, lanjutnya, adalah situasi di hulu yang merupakan pemberi warna kehidupan berbangsa bernegsra. Politik dan policy (kebijakan) kita masih belum memberi ruang bagi talenta terbaik. Figur-figur yang memiliki beban masa lalu dari sisi integritas masih mendominasi lanskap (ranah) perpolitikan nasional.
"Pemimpin politik yang bersih, mencerdaskan, dan memberi inspirasi akan membangkitkan seluruh potensi yang dimiliki bangsa ini. Sebaliknya pemimpin korup, yang cenderung merusak tatanan, dan memberikan contoh praktik buruk akan mematikan daya kreasi, etos kerja, dan kemampuan bersaing karena masyarakat akan cenderung apatis," papar Sudirman.
Mengakhiri paparannnya, Sudirman mengajak putra putri terbaik Indonesia, untuk bersiap menyatupadukan seluruh kekuatan meluruskan hal-hal yang salah.
Konferensi ini dibuka Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Rizal Sukma. Hadir sebagai panelis antara lain para tokoh dan pemimpin dari Indonesia. Selain Sudirman Said hadirnya juga di antaranya TGB Zainul Majdi (Gubernur NTB), Tri Rismaharini (Walikota Surbaya), dan Handry Satriago (CEO GE Indonesia).