Kabar24.com, JAKARTA — Tahun depan, sejumlah provinsi di Indonesia akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak untuk sejumlah posisi gubernur, bupati, maupun walikota.
Bahkan untuk sejumlah provinsi, pertarungan merebut kursi gubernur diperkirakan tak kalah panas dengan yang terjadi di DKI Jakarta pada tahun ini.
Jawa tengah menjadi provinsi yang bakal meramaikan bursa politik nasional dalam Pilkada serentak pada 2018. Terdapat sejumlah kandidat yang menjajaki untuk maju sebagai calon gubernur Jateng, salah satunya adalah Sudirman Said.
Berbekal pengalaman sebagai mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral seperti apa keseriusannya maju dalam bursa kepala daerah di Jateng termasuk pandangannya sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies Baswedan-Sandiaga S. Uno, Bisnis berkesempatan mewawancarainya di Bimasena pada Rabu (19/7/2017). Berikut petikannya:
Bagaimana Anda mencermati politik negeri saat ini?
Judul besarnya adalah pendewasaan demokrasi. Pasti ada pembelajaran, trial and error. Harapan saya dan semua orang, demokrasi kita segera mapan. Dan kata orang, dua tiga kali putaran sekitar 20 tahun.
Sering saya bicara Indonesia yang majemuk ini memerlukan kemampuan orkestrasi dari top leader-nya karena kemajemukan memerlukan pemahaman lokal. Dan pemimpin lokalnya diperkuat serta top leader di semua sektor bisa mengkapitalisasi yang terbaik, karena keadaan sekarang itu yang sedang diuji.
Misalnya Pilkada DKI kemarin itu adalah ujian kebhinekaan. Saya sendiri melihat di grass root baik-baik saja. Tapi di elite yang kemudian memanfaatkan isu ini untuk perkuat posisinya masing-masing. Semoga tak berlanjut dan melebar ke mana-mana.
Soal posisi Anda sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, seperti apa perkembangan terakhir?
Sikronisasi progresnya baik dan dari schedule dan target rasanya kita tak meleset. Ada tiga hal jadi fokus pekerjaan. Pertama, mulai dari yang agak panjang yakni bagaimana program-program Anies-Sandi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022. Kedua, adalah diyakinkan bahwa APBD 2018 juga mengakomodasi program Anies-Sandi.
Ketiga, yang lebih pendek lagi adalah program 100 hari. Kami coba di APBDP dimasukan [program Anies-Sandi] sehingga begitu duduk [menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur] Anies-Sandi punya bekal untuk anggaran yang memang disiapkan pada 2017. Jadi tiga program ini sedang dikerjakan. Untuk kedua dan ketiga sudah selesai.
Porsi kami sebagai Tim Sinkronisasi sudah selesai dan kerjaannya sudah diserahkan ke SKPD [satuan kerja perangkat daerah] Pemprov DKI yang nantinya akan diproses bersama DPRD. Sementara itu untuk pebahasan RPJMD 2018-2022 yang terus kami lakukan setiap Selasa dan Kamis terus kami bahas untuk mendapatkan substansinya.
Diskusi antara Tim Sinkronisasi dengan Pemprov DKI akan selesai pada akhir Juli ini. Nanti pada Agustus ke depan akan fokus pada dokumen RPJMD agar bisa lebih komplet dan konkret. Insya Allah sebelum Oktober, kerja tim selesai dan bubar ketika Anies-Sandi dilantik. Hikmahnya adalah dalam waktu 6 bulan setelah Pilkada ini kami bisa mempersiapkan untuk membangun jembatan antara Anies-Sandi dan Pemprov DKI.
Ada 23 program Anies-Sandi saat kampanye. Apakah sudah terakomodir semuanya?
Seluruh janji Anies-Sandi melalui programnya ternyata sudah ada ‘rumahnya’. Dan ada beberapa yang harus dicarikan rumah baru karena di nomenklatur belum ada. Tapi proses ini berjalan dengan baik.