Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyelidikan Dugaan Intervensi Rusia, Transaksi Bisnis Trump Diubek-ubek

Penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2016 berlanjut kian dalam. Kali ini, transaksi bisnis Donald Trump dikabarkan diubek-ubek oleh tim FBI.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di KTT G20, Hamburg Jerman./Istimewa
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di KTT G20, Hamburg Jerman./Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA – Penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2016 berlanjut kian dalam. Kali ini, transaksi bisnis Donald Trump dikabarkan diubek-ubek oleh tim FBI.

Mantan Direktur FBI (Federal Bureau of Investigation), Robert Mueller, yang telah ditunjuk sebagai penasihat khusus untuk penyelidikan ini memeriksa berbagai transaksi yang melibatkan bisnis Presiden AS Donald Trump dan rekan-rekannya.

Menurut sumber terkait, transaksi yang dimaksud mencakup pembelian apartemen di gedung Trump, keterlibatan Trump dalam pengembangan SoHo yang kontroversial di New York, serta kontes Miss Universe 2013 di Moskow.

Transaksi keuangan penting lainnya dalam pemeriksaan FBI melibatkan Palm Beach estate di Florida yang dibeli oleh Trump pada tahun 2004 seharga US$41 juta.

Kemudian pada Maret 2008, setelah gelembung real estate mulai mereda, seorang oligarki Rusia bernama Dmitry Rybolovlev diketahui membeli properti tersebut dengan harga US$95 juta.

Sebagai bagian dari penyelidikan ini, tim Mueller juga disebut telah mengeluarkan surat panggilan (subpoena) ke bank serta mengajukan permintaan atas catatan-catatan bank kepada pemberi pinjaman asing dibawah perjanjian.

John Dowd, salah satu pengacara Trump, mengatakan pada hari Kamis (20/7) bahwa dia belum menyadari perihal pemeriksaan bisnis Trump tersebut. Kalaupun memang dilakukan, Dowd berpendapat bahwa hal tersebut berada di luar teritori pemeriksaan oleh Mueller.

“Menurut saya, (pemeriksaan) atas transaksi-transaksi tersebut jauh melampaui mandat untuk penasihat khusus, tidak ada kaitannya dengan pilpres tahun 2016 ataupun dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia,” tulisnya dalam sebuah e-mail, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (21/7/2017).

Yang harus lebih diperhatikan, tambah Dowd, langkah itu jauh melampaui batas dalam undang-undang (Statute of Limitation) yang diberlakukan oleh United States Code.

Sejumlah indeks saham acuan AS yang diperdagangkan lebih tinggi sebelum kabar ini mencuat, kemudian melemah akibat kekhawatiran para pedagang bahwa penyelidikan itu bisa mengacaukan agenda kebijakan Trump.

Kabar tersebut muncul kurang dari sehari setelah Trump mengatakan kepada New York Times bahwa segala bentuk penyelidikan yang tidak terkait dengan dugaan intervensi Rusia dalam pilpres AS, adalah langkah yang melewati batas. Bagaimanapun, berbagai bisnis yang digeluti Trump selama puluhan tahun telah melibatkan banyak pihak, termasuk Rusia.  

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper