Kabar24.com, JAKARTA - Setelah menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump malah mencatatkan penurunan aset.
Kabar yang dilansir Forbes menyebut aset Trump berkurang USD 1 miliar, yakni dari USD 4,5 miliar menjadi USD 3,5 miliar. Walhasil, posisi Trump merosot dari nomor 336 pada 2016 menjadi nomor 544.
"Nilai real estate di Midtown Manhattan turun, demikian pula kekayaan Donald Trump," demikian hasil riset Forbes seperti dikutip Washington Post, Selasa (21/3/2017).
Sebanyak 40 persen dari kekayaan Trump memang berasal dari real estate miliknya di Midtown Manhattan. Aset ini sudah mencakup properti terkenal Trump Tower dan delapan gedung lainnya.
Menurut Forbes, meski sudah menyatakan mundur dari kegiatan bisnis setelah menjadi presiden, Trump tidak melepas kepemilikan aset-asetnya.
Saat dimintai tanggapan, keluarga Trump berkomentar positif. "Bisnis hotel masih sangat baik, demikian pula dengan klub golf," kata Eric Trump, anak pertamanya. Redaksi Forbes sudah menduga hasil penilaian mereka akan dibantah Trump. Selama ini, kata editor Forbes Randall Lane, Trump selalu mengacaukan penilaian. Salah satunya dengan memasukkan klaim "nilai merek", yang bersifat kualitatif dan sulit diukur.
Baca Juga
Padahal, kata Lane, tim Forbes sudah menelusuri aset-aset tersebut secara periodik. Mereka pun melakukan penilaian bersama puluhan pakar dan mengkonfirmasi hasilnya bersama perwakilan Trump.
"Kami pun berkelakar dengan membagi tiga nilai aset yang ia klaim," kata Lane.
Tak hanya Trump yang mencatatkan penurunan nilai harta. Forbes mencatat ada 78 miliarder yang terpental tahun ini. Gejolak harga minyak dunia dan volatilitas pasar modal menjadi penyebabnya.
Di China, gonjang-ganjing bursa saham membuat 33 miliarder terpental dari daftar Forbes. Salah satunya adalah Hung Yau Lit, yang mengalami penurunan aset dari USD 1,3 miliar pada 2016 menjadi "hanya" USD 745 juta.
Miliarder yang mengalami penurunan aset terbanyak adalah Elizabeth Holmes. Tak tanggung-tanggung, aset Holmes yang mencapai USD 3,6 miliar lenyap sama sekali setelah ia terjerat masalah hukum.
Perusahaannya, laboratorium Theranos, dikenai sanksi oleh pemerintah Amerika karena tidak memberikan layanan dan produk sesuai dengan iklan. Harga saham Theranos pun merosot dan Holmes kehilangan aset.