Bisnis.com, JAKARTA – PT Sentosa Segara Mulia Shipping dan PT Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia meminta Petroselat Ltd membayar kewajibannya lewat proses kepailitan.
Proses kepailitan diklaim sebagai langkah terakhir untuk memaksa Petroselat Ltd (debitur) untuk membayar utang.
Kuasa Hukum PT Sentosa Segara dan PT OSCT Indonesia (kreditur) Hendra Setiawan Boen mengatakan debitur telah berulang kali mangkir dalam membayar kewajiban. Dengan begitu, proses pembayaran utang oleh kurator dengan pengawasan pengadilan dapat menjadi cambuk bagi debitur.
“Kami serahkan semua proses ke kurator. Kami harapkan kurator mampu menyisir aset anak usaha Sugih Energi ini,” katanya usai rapat kreditur, Selasa (18/7/2017).
Hendra menambahkan, jalur pailit dinilai lebih tegas dalam menagih utang ketimbang penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Meski begitu, pihaknya tidak berniat untuk membunuh usaha debitur.
Dia mengaku antara pemohon dan termohon pailit telah melalukan PKPU bilateral di luar persidangan. Debitur, juga telah membuat rencana perdamaian yang diserahkan kepada kreditur.
Kendati begitu, Hendra mengklaim debitur tidak pernah menyicil utang sekalipun. Dia juga telah mengirimkan somasi tiga kali kepada debitur.
“Tidak ada niat baik Petroselat membayar utang, bahkan tidak pernah sekalipun. Yasudah pailitkan saja,” tuturnya.
Namun, pihaknya masih membuka peluang apabila Petroselat berniat baik untuk berdamai. Asal, debitur benar-benar memegang janjinya.
