Kabar24.com, JAKARTA — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memperoleh dukungan untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 2018. Dukungan diberikan oleh seniornya, Profesor Subroto.
Subroto adalah Menteri Pertambangan dan Energi dua periode 1978 hingga 1988 yang juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
“Lebih baik maju pilkada jadi gubernur dari pada bilang mau pulang ke Brebes jualan telor asin," tutur Subroto sambil tertawa lepas, Senin (10/7/2017).
Mengetahui Sudirman akan maju dalam Pilgub Jateng 2018, Subroto memberikan banyak masukan serta nasihat politik dan ekonomi kepada Ketua Tim Sinkronisasi pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan –Sandi S. Uno.
Secara politik, menurut Subroto ada lima hal yang dapat membuat suatu bangsa atau wilayah maju dan mampu mengejar ketertinggalannya.
Baca Juga
Pertama, pemimpin yang visioner dan mengayomi rakyatnya. Seorang yang menjadi pemimpin harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada khalayak atau rakyat yang dipimpinnya.
Kedua, rakyat yang patuh kepada pemimpinnya. “Jawa Tengah itu rakyatnya manutan [patuh] pada pemimpin. Sehingga tidak sulit diajak bergerak untuk membangun daerahnya,” kata Subroto, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Koperasi (1971-1973) dan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (1973-1978).
Ketiga dari sisi geografis letak Jateng sangat strategis karena menjadi daerah perlintasan perdagangan antara Jatim ke Jabar, dan sebaliknya. “Posisi ini sangat menguntungkan secara ekonomi,” kata Subroto.
Kemudian yang keempat, harus dibangun talent pool, orang-orang berbakat yang bisa menjadi pandu perjuangan, manggala pembangunan.
Terakhir, Jateng memiliki banyak media massa, yang bisa dijadikan mitra untuk menyebarluaskan program-program pembangunan.
Sementara itu secara ekonomi, Guru Besar Fakultas Ekonomi UI ini menekankan perlunya menjaga pertumbuhan ekonomi, inklusifitas, mempersempit kesenjangan sosial agat tidak terlalu lebar. Selanjutnya perlu mangamalkan tut wuri handayani, yang maknanya di belakang mengawal program-program yang baik.
Yang terakhir, menciptakan pembangunan yang berkualitas. Bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Sehingga lahir SDM-SDM unggul dari Jateng.