Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Target Pemerintah Turunkan Angka Kurang Gizi Balita

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Nila Moeloek/Antara
Nila Moeloek/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Angka kurang gizi balita Indonesia ditargetkan turun menjadi 22% hingga 25% pada 2019.

Pada 2016 tingkat stunting balita Indonesia mencapai 27,5%. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan untuk menekan level stunting pemerintah terus menyosialisasikan pentingnya pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Juga menyosialisasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bulan, bayi diberi makanan pendamping ASI yang cukup.

"Itu [ASI eksklusif] cikal bakal untuk mendapatkan masukan pelajaran di sekolah," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/7/2017).

Menurutnya, di beberapa kabupaten di Indonesia level stunting sudah di bawah rata-rata level nasional. Namun, masih ada beberapa kabupaten, utamanya di kawasan timur Indonesia, yang memiliki tingkat stunting di atas rata-rata nasional.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menambahkan selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo level stunting turun sebesar 2% saban tahun. Pada 2013, rata-rata tingkat stunting balita Indonesia mencapai 37,2%, turun terus hingga pada 2016 mencapai 27,5%.

"Prediksi kami pada 2019 antara 22% hingga 25%. Tapi ada beberapa daerah yang kami harap lebih banyak lagi penurunannya," ucap Anung, Senin (3/7/2017).

Menkes berharap tingkat stunting dapat diturunkan lewat peningkatan konsumsi ikan. Ikan sebagai sumber protein tinggi mudah didapat penduduk Indonesia, mengingat 70% wilayah Indonesia adalah perairan.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper