Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Masih Berambisi Tekan Prevalensi Stunting 14% di Akhir Periode

Jokowi masih berambisi untuk menurunkan angka stunting hingga mencapai 14% pada akhir 2024 mendatang.
Petugas mengukur tinggi badan balita sebagai salah satu upaya kontrol dalam mencegah stunting atau tengkes di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/1/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Petugas mengukur tinggi badan balita sebagai salah satu upaya kontrol dalam mencegah stunting atau tengkes di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/1/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih berambisi untuk menurunkan angka stunting hingga mencapai 14% pada akhir 2024 mendatang.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengamini bahwa angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 memang belum mencapai target. Adapun berdasarkan angka stunting 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 21,5 persen.

Angka tersebut turun 0,1 persen jika dibandingkan oada 2022 sebesar 21,6 persen. Alhasil, penurunan stunting pada 2023 memang belum cukup menggembirakan, mengingat pemerintah menargetkan pencapaian di angka 18 persen.

“Ya ya kami tau, kami tau angka penurunannya tau. Memang sebelumnya agak tebel sekarang mulai tipis tetapi kami tetap berusaha agar ditekan menuju ke bawah 14 persen,” ujarnya usai meninjau Pekan Imunisasi Nasional di Jayapura, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/7/2024).

Lebih lanjut, Presiden Ke-7 RI itu menghargai kerja keras seluruh pihak dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting di Tanah Air.

Kepala Negara pun menyampaikan bahwa proses penurunan prevalensi stunting telah dimulai sejak awal dirinya menjabat pada 2014 dengan angka gangguan tumbuh kembang anak di 37 persen.

Selama 10 tahun, kata Jokowi, pemerintah berhasil mencapai penurunan hingga menjadi 21 persen. Menurutnya, meskipun memang pada 2023 hanya mengalami turun sebesar 0,1 persen, tetapi baginya kerja keras dan usaha yang telah dilakukan oleh daerah, oleh posyandu harus dihargai.

“Stunting itu kami mulai daru 37 persen lho dulu, 10 tahun yang lalu. Kemudian sekarang sudah 21 [persen], turunnya juga drastis banget,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Kepala Negara menekankan pentingnya konsolidasi dan kerja sama seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting.

“Tapi, 21% menuju ke 14% ini memang tidak secepat yang sebelumnya, karena memang stunting itu bukan hanya menyangkut makanan tambahan makan bergizi, tetapi sanitasi, lingkungan tempat tinggal, rumah, air bersih, semuanya harus terkonsolidasi dengan baik. Itu yang terus kami lakukan,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper