Bisnis.com, JAKARTA — Tim yang diorganisir oleh Kementerian Luar Negeri RI akan melakukan evakuasi terhadap 17 warga negara Indonesia besok, Kamis (1/6/2017), yang hingga kini masih terjebak di Marawi, zona pertempuran antara tentara nasional Filipina dan milisi teroris pro-ISIS.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi mengemukakan pihaknya terus menjalin komunikasi dengan KBRI Manila, KJRI Davao, tim lapangan dan otoritas setempat mengenai peluang untuk melakukan evakuasi tersebut. Dalam kontak terakhir, ada 3 informasi yang menjadi acuan untuk memulai operasi evakuasi.
“Pertama, AFP [Armed Forces of the Phillippines] dan PNP [Philippine National Police] telah menyetujui proses evakuasi WNI secepat mungkin untuk WNI yang ada 16 + 1, karena ada 1 WNI yang ada di sana. Dan 16 itu ada di dua tempat yang berbeda. Tim kami sudah siap di Iligan City,” ujar Retno usai menghadap Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (31/5/2017).
Kedua, Retno menuturkan AFP dan PNP akan memberikan safe conduct pass untuk tim evakuasi dari Indonesia. Safe conduct pass atau izin melintas ke wilayah berbahaya.
Ketiga, Menlu menyebutkan AFP dan PNP akan menyediakan pasukan di sepanjang rute evakuasi. Adapun, Retno menyampaikan tim evakuasi RI juga akan mengajukan bantuan pengawalan pengamanan dari Iligan ke Merantau yang akan melalui zona pertempuran, Kota Marawi.
“Tim evakuasi sekarang sedang merencanakan rute-rute yang akan dilalui. Tim ini evakuasi ini gabungan dari tim KBRI, KJRI, dan kita memiliki orang-orang yang merupakan international monitoring tim yang sekaligus akan bergabung di sana,” ujarnya.
Dia memaparkan, tim evakuasi akan terbagi di dua tempat, yaitu untuk jalur Iligan-Merantau-Iligan dan tim untuk menuju ke Bandara Cagayan de Oro. Proses evakuasi ini, lanjutnya, akan melibatkan ada empat tim kita di sana yang akan memandu evakuasi.
“Insyallah mungkin kalau situasi tidak memburuk, besok akan mulai dilakukan evakuasi dan semua perkembangan sudah saya laporkan kepada Presiden.”
Terkait dengan kabar mengenai ada WNI yang tewas dalam pertempuran tersebut, Menlu menyebutkan belum bisa membenarkan dan masih terus mencari konfirmasi dari jajarannya di lapangan, otoritas maupun aparat keamanan setempat.
“Sedang kita konfirmasikan dengan mereka. Sehingga pada titik ini saya belum dapat memberikan informasi apapun karena belum terkonfirmasi. Dan Saya hanya akan menyampaikan informasi yang sudah terkonfirmasi.”