Kabar24.com, PEKANBARU--Kepolisian Resor Kabupaten Kuantan Singingi di Provinsi Riau menangkap tiga pelaku pembalakan kayu liar berikut menyita dua unit mobil Colt Diesel berisikan belasan tual kayu.
"Dari pengintaian awal, ada lima pelaku yang terindikasi kuat terlibat pembalakan liar. Namun saat penangkapan, dua diantaranya melarikan diri. Kita masih terus mengejar dua pelaku tersebut," kata Kapolres Kuansing, AKPB Dasuki Herlambang di Pekanbaru, Rabu.
Dasuki menuturkan, pengungkapan aktivitas pembalakan liar tersebut dilakukan pada Selasa malam tadi (16/5). Pengungkapan berawal dari informasi adanya dua truk yang diduga kuat mengangkut kayu hasil pembalakan liar di kawasan hutan lindung.
Informasi yang diperoleh polisi dari sekuriti perusahaan kertas PT RAPP, truk itu melintas di Kecamatan Singingi Hilir, atau tepatnya keluar dari kawasan konsesi sektor Logas.
Polisi menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan pengintaian. Beberapa saat kemudian, dua unit mobil yang dimaksud terlihat dan langsung dilakukan penangkapan. Namun sayang, dua pelaku meloloskan diri, sementara tiga lainnya berhasil dibekuk.
"Ketiga pelaku kita periksa intensif. Kita terus dalami dari mana dan untuk siapa kayu-kayu ini," ujar Dasuki.
Baca Juga
Ia menjabarkan, barang bukti yang disita untuk sementara berupa dua mobil colt diesel bernomor polisi BM 9503 KL dan BM 9123 BE. Berikutnya turut disita kayu hutan campuran sepanjang empat meter dengan diameter 40 sentimeter sebanyak 28 tual.
Sementara tiga pelaku yang kini diperiksa intensif masing-masing berinisial MA (30), IS (29), dan Ba (48). Seluruhnya merupakan warga setempat.
Pembalakan liar masih menjadi persoalan akut di Provinsi Riau. Terdapat tiga hutan konservasi yang kini terancam keberadaannya. Seperti SM Kerumutan, Taman Nasional Tesso Nilo dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.
Padahal pembalakan liar menjadi awal bencana kebakaran hutan dan lahan. Dari pembalakan liar, kemudian bersambung ke perambahan hutan hingga akhirnya pembakaran lahan. Itu yang terus berulang kali terjadi di Riau selama belasan tahun terahir.