Bisnis.com, JAKARTA - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Sunaryanto, siapa? The Real Hero. Ya…Dialah yang menyelamatkan nyawa Risma Oktaviani (25) dan anaknya DI (1). Kedua orang ini 'disandera' dengan celurit di angkutan kota (Angkot) T-25 jurusan Rawamangun-Pulogadung, Minggu (9/4/2019. Dia juga yang mengimplementasikan jargon Kepolisian Republik Indonesia, Promoter: Profesional, Modern, dan Terpercaya.
"Luar biasa," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan, Kamis (13/4/2017). "Pengorbanan yang luar biasa. Perhitungan matang. Dia menyelamatkan rakyat dari ancaman kekerasan. Nyawaya dipertaruhkan. Terima kasih," tutur Kapolda, yang menganugerahi kenaikan pangat luar biasa.
Kita menyambut baik dan bersukacita. Di tengah sorotan citra polisi yang relatif kurang baik, munculah Aiptu Sunaryanto. "Kita sangat beruntung. Dia [Aiptu Sunaryanto] bisa dijadikan panutan. Bukan hanya bagi anggota polisi lainnya, tapi kita semua," tutur satu warga Jakarta, Yulianti.
Kisah Aiptu ini berawal pada Minggu (9/4/2017). Risma Oktaviani dan putranya DI, yang masih usia setahun, berada di dalam angkot berwarna merah T-25 jurusan Rawangun - Pulogadung. Di Jalan Igusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, dekat Perumnas Klender, Jakarta Timur.
Baca Juga
Hermawan, usia 28 tahun dan mantan narapidana, melakukan penjambretan, tak jauh dari lokasi angkot. Ulahnya diketahui warga, yang kemudian mengejarnya. Dalam pelariannya, di depan Bioskop Buaran, Hermawan yang sudah kelelahan, melompat dan masuk ke dalam angkot T-25 yang datang dari arah Klender. Di dalam angkot itulah Risma dan putranya.
Luar biasa, nyawa dipertaruhkan Kata Kapolda Metro Jaya
Melihat warga yang sudah mengelilingi angkot itu, Hermawan ketakutan. Guna menghindari amuk massa, dia menempelkan pisau yang dibawanya ke leher Risma yang masih memangku putra, DI. Pelaku mengancam akan membunuh korban dan anaknya jika polisi menangkapnya. Lalu meminta angkot jalan, jika warga meminta sandera dilepaskan. "Dia minta angkot jalan dulu baru sandera dibebaskan," ujar seorang saksi mata.
(Foto: Youtube)
Sunaryanto yang bertugas sebagai polisi lalu lintas mendatangi kejadian. Lalu dia berdialog dengan Hermawan. Pada saat lengah, dengan risiko dibunuh atau kedua sandera yang dibunuh, saat pelaku sandera lengah, Sunaryanto menyergap Hermawan yang mencoba melawan dan mengancam dengan pisau. "Dor…" suara letusan terdengar. Hermawan terkapar. Kedua sandera dibebaskan.