Kabar24.com, JAKARTA– Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik, menjelang pertemuan pertama antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Menurut kepala staf gabungan Korea Selatan, seperti dikutip Bloomberg (Rabu, 5/4/2017), sebuah proyektil ditembakkan ke Laut Timur pagi ini dengan jangkauan tembakan sepanjang sekitar 60 km.
Melalui Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, Jepang menyatakan protes keras atas peluncuran rudal oleh Korea Utara yang jatuh di sekitar zona ekonomi eksklusif negara tersebut.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengatakan bahwa AS cukup banyak berbicara tentang Korea Utara dan tidak akan berkomentar lebih lanjut.
Pada Maret Tillerson mengatakan bahwa terdapat banyak pilihan, termasuk upaya militer, untuk melawan rezim tersebut.
Pertemuan antara Trump dengan Presiden China Xi Jinping akan berlangsung pekan ini pada 6-7 April di Florida. Ini akan menjadi pertemuan tatap muka pertama sejak Trump menjabat pada 20 Januari. Dalam pertemuan nanti, terdapat harapan adanya pembicaraan tentang Korea Utara antara Trump dan Xi.
Pemerintah Pyongyang telah menembakkan serangkaian rudal serta melancarkan sejumlah uji coba nuklir sejak diktator Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan lima tahun lalu.
Uji coba tersebut dilancarkan sebagai pertentangan atas larangan AS terhadap pengembangan senjatanya, juga meskipun terdapat pengetatan sanksi yang bertujuan untuk menekannya melepaskan ambisi nuklirnya.
Pada akhir Maret, pihak intelijen Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Korea Utara berpotensi meledakkan perangkat nuklir pada pekan pertama April untuk “membayangi” pertemuan AS-China.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Financial Times pekan ini, Trump berjanji untuk bertindak secara sepihak demi mengatasi ancaman dari rezim Kim Jong Un jika China tidak mengambil langkah.