Kabar24.com, JAKARTA—Sebelum melepas jabatanya sebagai pemimpin Perancis pada tahun ini, Presiden François Hollande dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia pada Rabu, 29 Maret 2017.
Kunjungan pertamanya ke Tanah Air ini merupakan rangkaian lawatannya ke sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia.
Adapun Hollande akan didampingi oleh Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian dan Menteri Muda urusan Industri, Digital dan Inovasi Christophe Sirugue.
“Rombongan dari Prancis tersebut juga akan didampingi oleh belasan anggota parlemen dan sekitar lima puluh orang pemimpin perusahaan Perancis dari skala besar, menengah maupun kecil,” seperti dikutip dari keterangan resmi Kedutaan Besar Perancis yang diterima Bisnis, Senin (27/3/2017).
Lawatan Hollande ini tercatat menjadi yang pertama kali dilakukan sejak kunjungan Presiden François Mitterrand pada 1986. Dalam kunjunganya ini, pemimpin Negeri Ayam Jantan ini berniat untuk memperkuat hubungannya dengan Indonesia, mitra strategisnya sejak 2011 sembari membuka peluang dan perpesktif baru.
Dalam kunjungannya kali ini Perancis akan merumuskan beberapa kesepakatan a.l. di bidang pertahanan, kemitraan maritim, ekonomi kreatif, pembangunan perkotaan berkelanjutan, dan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur bagi Indonesia.
Di saat yang bersamaan, sepuluh kesepakatan kemitraan di berbagai sektor strategis antara perusahaan Prancis dan Indonesia akan ditandatangani. Total investasi yang terkait dengan kemitraan tersebut mencapai lebih dari US$2,6 miliar dolar
Investasi tersebut terbagi dalam sektor energi dengan nilai mencapai US$1 miliar, infrastuktur terutama infrastruktur transportasi dan pariwisata senilai US$1,1 miliar dan US$500 juta dalam bisnis ritel.
Jumlah tersebut belum mencakup investasi yang emncapai ratusan juta dolar AS maupun komitmen pengembangan kompentensi serta sejumlah realisasi investasi lebih dari lima puluh perusahaan Prancis di bidang kosmetika, pengolahan karet, pertanian, dan kedirgantaraan
Sektor-sektor lain yang tercakup dalam sejumlah kesepakatan tersebut adalah Internet of things (IoT) kerja sama maritim, industri kreatif, dan pertahanan.